TugasAkhir Individu Etika dan Profesi GuruNama : Eri WindiartiNIM :7101419170Rombel : Etika dan Profesi Guru ( Jam 11 ) Dosen : Rediana Setiyani, S. Pd., M. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dalam pembelajaran di kelas tidak terlepas dari interaksi antara guru dengan siswa. Tentu saja dalam interaksi itu ada tanya jawab antar siswa dengan guru. Seringguru harus mengawali bertanya untuk memancing, agar siswa mau bertanya. Pertanyaan guru sangatlah penting diajukan yaitu salah satunya mengetahui kedalaman pengetahuan siswa sebagai prasarat dari materi yang akan dibahas, memancing siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dan dalam bertanya selama ini masih banyak yang belum mengarahkan ke pertanyaan yang mengarah atau menggiring siswa untuk berpikir yang lebih komplek atau berpikir ke tingkat tinggi. Guru selama ini masih banyak yang bertanya dengan apa, dimana dan lain-lain. Belum banyak guru yang memberikan pertanyaan kepada siswa dengan bertanyaan yang sebenarnya menjadi pantangan guru. Guru diharapkan dalam memberikan pertanyaan mestinya harus pertanyaan yang efektif buat siswa. Adapun pertanyaan yang efektif mempunyai ciri-ciri yaitu a pertanyaan tingkat tinggi tidak hanya sekedar mengingat, yaitu pertanyaan yang jawabannya memerlukan pemikiran siswa yang kompleks, b pertanyaan yang open ended, yaitu pertanyaan yang jawabannya beragam, c memungkinkan jawaban yang bermacam-macam tapi benar, d pertanyaan yang mengandung beberapa kompetensi yang dapat diukur sekaligus, epertanyaan yang bersifat menghargai semua proses dalam menyelesaikan masalah itu, sehingga siswa merasa menghargai dan memaknai semua proses dalam penyelesaiannya. Jadi sangat penting guru dalam memberikan pertanyaan hendaknya pertanyaan yang efektif bagi siswa karena akan membawa siswa menjadi siswa yang kritis, siswa yang kaya akan argumentasi, inovatif, kreatif. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang bersifat tertutup, pertanyaan yang jawabannya membuat siswa kur atau barengan, karena pertanyaan –pertanyaan yang demikian tidak membuat siswa untuk kreatif, inovatif, dan kritis bagi siswa. Apabila siswa menjawab pertanyaan maka kita tidak atau bertanya maka kita tidak boleh memberikan label yang negatif untuk siswa karena akan memutuskan kreatifitas siswa. Kita tidak boleh menanggapi siswa untuk jawaban atau pertanyaan dengan kata salah, namun berikan kata anda belum betul, atau msudah mendekati atau belum tepat dsb. Dengan demikian maka motivasi siswa untuk bertanya akan selalu ada dan tidak mengalami keputusasaan. Dengan pertanyaan yang efektif dan menghindarkan pertanyaan yang kurang efektif maka perkembangan siswa akan lebih baik, dari segi pemikiran dan komunikasi yang akhirnya akan membentuk sikap siswa yang seperti yang keseharian penulis belum dapat membuat pertanyaan yang efektif bagi siswa, dengan belajar melalui DOL ini akan berusaha untuk merubah diri dalam pembelajarannya. Insya Allah dengan adanya DOL membuat penulis berubah dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran di dalam kelas akan Diklat On Line ini rangkuman dalam diskusi yang dapat penulis simpulkan adalah “ para guru peserta DOL selama bertugas sebagai guru belum melaksanakan atau menggunakan pertanyaan yang bersifat efektif malah kadang-kadang yang dipantang malah yang sering terjadi, dan sikap guru yang menghadapi jawaban siswa kadang belum dapat memotivasi siswa untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan guru."Artikel ini adalah bagian dari tugas Diklat Online P4TK Matematika". By Margiyati, Rabu, 10 September 2014 jam Lihat Pendidikan Selengkapnya
Kedepannya guru disarankan untuk menggunakan media pembelajaran yang relevan dengan kondisi siswa dan HOTS serta jurnal refleksi sebagai instrumen penilaian. James Axel (2020) Peran guru sebagai fasilitator untuk meningkatkan umpan balik siswa selama pembelajaran Universitas Pelita Harapan. Text (Title) Title - 2021-01-04T095107.319
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Artikel ini masih berhubungan dengan artikel saya sebelumnya Tapi kalau artikel sebelumnya mengambil latar di kelas X, artikel berikut berlatar di kelas XI, SMA yang sama. Skenario juga hampir sama. Ini juga hari pertama 12 Juli 2012 saya masuk di kelas saya memberikan pertanyaan seperti yang saya ajukan kepada siswa kelas X, yaitu 1 Tuliskanlah apa yang kamu pikirkan tentang matematika! 2 Apa yang kamu harapkan dari seorang guru matematika?Jawaban siswa itu saya kumpulkan. Tak sempat dibaca di sekolah semuanya. Di rumah saya lanjutkan. Antara tergugah, merasa geli dan tersindir itulah kesan pertama yang saya tangkap. Alangkah berterimakasihnya saya membaca pendapat-pandapat generasi tumpuan harapan ini. Sangat menarik perhatian. Saya mendapati nasihat-nasihat’ actual dari siswa ini. Dan saya rasa sangat Nasihat dan Harapan yang Mengena ituSebelumnya saya tak mengira bahwa akan banyak siswa ini menjawab pertanyaan terbuka berbelok ke nasihat. Harapannya lebih cocok disebut sebagai nasihat. Padahal saya hanya berharap apa yang menjadi keluhan dan hal apa yang diharapkan seorang siswa dari seorang guru, khususya guru matematika. Inilah beberapa harapan - banyak diantaranya mengandung nasihat dari siswa terhadap guru - yang menarik perhatian saya.“Matematika itu bagi saya adalah mata pelajaran yang sulit saya mengerti dan juga saya pahami soalnya sangat banyak untuk menghitung. Harapan saya dari guru matematika itu adalah tetaplah semangat dan bergiatlah untuk mengajarkan, menerangkan matematika bagi para siswanya” Samuel.“Seorang guru matematika harus memberi banyak soal kepada siswanya. Dan bisa membaca pikiran anak didiknya. Dan bertanya kepada siswa apa siswa tersebut sudah mengerti atau tidak, kalau belum mengerti coba lebih diperjelas. …” Happy“Menurut saya matematika itu menarik dan menantang karena terkadang mudah dan terkadang sulit. Yang menyebabkan matematika sulit bagi saya karena kurangnya perhatian guru ke siswa. Menurut saya guru yang baik itu dapat mengerti akan kekurangan siswanya. … banyak orang mengatakan bahwa matematika itu menyebalkan dan terkadang saya juga sependapat dengan orang tersebut. Hal ini diakibatkan kurangnya sosialisasi antara guru dan siswa serta relasi timbal-balik antara siswa dan guru. Yang saya harapkan dari seorang guru matematika yaitu guru matematika tersebut harus mengupayakan hubungan sosialisasi yang kuat dengan siswa. … Di samping itu, guru matematika mempunyai motivasi yang kuat untuk memajukan para siswanya serta mempunyai sikap yang baik.” Indry“… yang saya harapkan dari seorang guru matematika itu adalah, seorang guru harus mengerti apa yang ada di pikiran para anak didiknya. Maksudnya, jika seorang guru yang menerangkan guru yang menerangkan pembelajaran atau suatu topic, setelah itu langsung ke soal, akan tetapi anak didik belum mengerti apa sebenarnya yang diterangkan, proses apa yang telah dijalankan, ya harus mengerti dan memerhatikan anak-anaknya, dan memberikan penjelasan yang mudah lebih dipahami.“ Esrina.“…yang saya harapkan guru matematika tersebut perhatian dan baik dalam memberikan penjelasan kepada siswanya, dengan hati yang tulus dan senang, dan juga memberikan mimic yang senyum dan menjelaskan topic pembelajaran yang diterangkan.” Pantur“… yang saya harapakan dari guru matematika adalah gurunya baik dan tidak galak. Cakap dalam menghadapi siswa yang tidak mampu dan juga ramah.” Sunarti“… berpengalaman dan sesekali suka berlelucon.” Martin“… harapan saya terhadap seorang guru matematika guru matematika tersebut sabar dan pintar, baik dan sopan. Guru matematika tersebut tidak terlalu galak. Guru matematika tersebut rajin beribadah.” GantiHarapan siswa lainnya terhadap guru matematika tidak jauh beda dengan yang di atas. Saya rasa tak perlulah saya paparkan semuanya. Hal-hal di atas juga berlaku bagi guru non-matematika. Sebelumnya, jumlah siswa kelas XI IPS ini empat puluh orang Paham Konsep Ideal GuruSaya mendapati bahwa siswa-siswa ini memahami sosok guru ideal. Bersemangat atau antusiasme; menyelami pikiran anak didik; mengerti akan kekurangan siswanya, perhatian; tidak ada tembok pemisah antara guru dan siswa, kedekatan; motivasi yang kuat untuk memajukan para siswanya; hati yang tulus dan senang, dan juga memberikan mimic yang senyum; cakap dalam menghadapi siswa yang tidak mampu dan juga ramah, humoris. Bahkan siswaserupa Indry di atas seolah menangkap secara intuitif gagasan Paulo Freire pendidikan yang membebaskan. Bahwasannya antara guru dan siswa tidak boleh ada dikotomi. Siswa jangan dianggap objek semata semacam wadah yang pasif yang butuh hanya juga mendapati betapa siswa-siswa ini tidak suka dan takut dengan guru yang galak atau terlalu cepat marah. Membenci guru yang mau mempermalukan siswa karena lagi saya tersadar. Guru tidak hanya berperan menyemaikan benih-benih kebaikan kepada siswa, tetapi juga mengutip buah-buah hikmat-arif dari siswa. Para pendidik, mari kita dengarkan anak didik 12/07/12seharusnya diposting di hari yang sama bersama artikel tapi terkendala dalam mengakses internet Lihat Pendidikan Selengkapnya Denganmateri-materi yang ditulis, harapan Rahmah Purwahida dan Maman, sebagai penulis Buku Kurikulum Merdeka jenjang SMA/SMK kelas 11 untuk Guru dan Siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia, siswa dapat terinspirasi dari bacaan-bacaan yang ada, kemudian dikembangkan keterampilan berbahasa Indonesia para siswa dengan menciptakan karya-karya siswa
Untuk banyak siswa, tekanan dan ekspektasi adalah bagian dari pengalaman bersekolah. Ada tekanan untuk tampil baik pada tugas-tugas tertentu, memenuhi standar yang diterapkan oleh sekolah, dan untuk murid meraih potensi maksimalnya. Kemudian, ada pula banyak ekspektasi – bahwa setiap siswa akan mengerjakan pekerjaan rumahnya PR, datang ke sekolah tepat waktu, dan menunjukkan kemampuan terbaiknya. Tekanan menjadi lebih tinggi ketika diikuti dengan kemungkinan buruk yang terjadi bila harapan tidak terpenuhi – kekecewaan guru, nilai yang jelek, atau mendapat teguran keras. Hal ini dibuktikan dalam penelitian. Para peneliti telah menemukan bahwa “kontrol” dari para guru berhubungan dengan minat siswa yang lebih rendah. Meski banyak penelitian yang fokus pada motivasi siswa dan peran guru dalam memberikan harapan positif dan membangun, tidak banyak yang mengulas tentang pengalaman siswa terkait “tekanan dari ekspektasi”. Tidak banyak pula dari kita yang mengetahui bagaimana tekanan ekspektasi ini terjadi dalam kesehariannya, seperti tugas-tugas dan hal-hal lain yang harus dikerjakan karena tuntutan dari guru – dari satu pelajaran ke pelajaran lain, hari demi hari. Penelitian terbaru kami melihat hal-hal seperti ini, kami menemukan bahwa tekanan ekspektasi dari para guru dapat menjadikan para siswa belajar lebih keras – namun, hal ini berdampak negatif untuk beberapa siswa. Di bawah tekanan Dalam penelitian ini, kami bertanya pada 231 siswa di Inggris, terdiri dari siswa kelas lima dan kelas enam. Mereka diminta melaporkan setiap harinya pengalaman belajar mereka satu kali dalam setiap pelajaran, selama satu minggu. Dalam setiap pelajaran, siswa melaporkan mengapa mereka melakukan tugas yang diberikan. Pilihan responsnya adalah, “Saya menikmatinya”, “Saya memilih untuk melakukannya”, dan “Saya tertarik dengan hal itu”. Ini akan digolongkan sebagai “motivasi otonom” – kondisi ketika siswa sendiri yang ingin melaksanakan tugas. Siswa juga dapat memilih “Saya harus melakukannya” dan “guru saya ingin saya melakukannya”. Ini akan digolongkan sebagai “tekanan ekspektasi”. Siswa juga melaporkan seberapa keras mereka belajar dan seberapa percaya diri mereka tentang apa yang mereka pelajari. Para guru pun diminta melaporkan seberapa terlibatnya mereka dengan setiap siswa di kelas, merinci berapa banyak waktu yang mereka habiskan bersama setiap siswa, dan berapa banyak perhatian yang mereka berikan kepada setiap siswa. Siswa yang menghadapi tekanan ekspektasi lebih tinggi dalam pelajaran, belajar lebih keras. Shutterstock Kami menemukan, semakin tinggi ekspektasi tekanan dalam sebuah pelajaran, semakin sulit siswa mengikuti pelajaran selanjutnya. Tapi penelitian kami juga menemukan bahwa siswa mengaku kurang menikmati pelajaran tersebut - dan merasa kurang percaya diri dalam mata pelajaran tertentu. Penelitian kami juga menunjukkan bahwa jika siswa menikmati tugas mata pelajaran tertentu pada pelajaran sebelumnya, maka guru akan memahami hal ini dan cenderung melonggarkan tekanan ekspektasi mereka dalam pelajaran berikutnya. Tetapi ini benar-benar dirasakan oleh para siswa, yang kemudian akan mengurangi usaha mereka – menunjukkan hubungan yang cukup kompleks dan dinamis antara tekanan ekspektasi guru dan usaha, kegembiraan, dan kepercayaan diri siswa. Membebaskan diri Tentu saja, secara realistis, beberapa siswa mungkin perlu dorongan sedikit keras saat memulai, menyelesaikan tugas atau untuk belajar lebih keras. Tetapi, berdasarkan penelitian kami, terlalu banyak mendorong siswa dapat membuat mereka kehilangan motivasi atau kurang percaya diri. Dalam jangka waktu panjang, rasanya keseimbangan antara tekanan dan jaminan yang sesuai diperlukan. Jika tidak, kelelahan dan ketidakpuasan dapat mengambil alih - yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan kinerja akademik. Memang, penelitian menunjukkan bahwa guru-guru yang lebih memperhatikan perspektif siswa dan tidak menekankan realitas perihal tenggat waktu, penyelesaian tugas, dan ekspektasi - jadi mengenal siswa, nilai-nilai, dan pemikiran mereka - cenderung lebih baik dalam mengidentifikasi kebutuhan, minat, dan preferensi siswa, serta dapat memberikan tujuan pembelajaran yang bermakna dengan menggunakan kegiatan yang relevan dan variatif. Read more Feedback from teachers doesn't always help pupils improve Jadi, alih-alih mengandalkan bahasa pengendalian, guru harus berpikir untuk memberikan harapan yang dapat dimengerti, merangkai pelajaran dengan jelas, dan menjelaskan hal-hal secara ringkas. Para guru juga akan mendapat manfaat dari menerima adanya perasaan negatif di kelas - memberi tahu para siswa bahwa tidak apa-apa bila merasa lelah atau gugup. Para guru juga dapat mulai memberikan dukungan dalam interaksi sehari-hari dengan siswa, menggunakan pujian dan dorongan untuk membantu siswa mencapai potensi maksimal mereka. Semua ini diharapkan dapat membantu siswa untuk membuat mereka lebih didukung dan memungkinkan mereka untuk mencapai potensi maksimal mereka di dalam kelas. Franklin Ronaldo menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.
TataTertib Siswa SMAK Harapan. (07.25) untuk mengikuti ibadah dikelas masing-masing kecuali upacara hari Senin diatur sendiri. Setelah bel masuk berbunyi, semua pelajar masuk kelasnya masing-masing dengan tenang. Pelajar yang datang terlambat harus melapor diri kepada guru yang sedang mengajar, selanjutnya ditangani oleh guru piket atau
Iustrasi kata-kata harapan untuk sekolah. Sumber Unsplash/ Annie SprattMemasuki tahun ajaran baru, biasanya pihak sekolah akan mengadakan acara kumpul bersama semua siswa. Dalam kesempatan itu, biasa siswa akan diminta untuk memberikan kata-kata harapan untuk sekolah yang bisa memacu semangat para siswa dan juga tersebut biasanya meliputi kesan dan pesan dari siswa kepada pihak sekolah untuk bisa meningkatkan berbagai fasilitas demi menunjang kegiatan belajar dan Harapan untuk SekolahIlsutrasi kata-kata harapan untuk sekolah. Sumber Unsplash/ Kenny EliasonDikutip dari buku karya Affa Azmi Rahma Nada dkk berjudul Praktik Gerakan Sekolah Menyenangkan 312, 2021, sekolah merupakan salah satu pendidikan yang ada dalam lingkungan heran banyak siswa yang memiliki harapan besar untuk sekolah di mana merupakan tempat untuk menimba ilmu. Untuk menyampaikan hal tersebut, berikut kata-kara harapan untuk sekolah yang bisa memacu semangat memiliki harapan yang begitu besar untuk sekolah ini, semoga tempat ini tidak hanya membentuk siswa-siswa yang ambisius terhadap nilai angka, akan tetapi juga bisa membentuk siswa-siswa yang berakhlak, cerdas, peduli, dan memiliki mental yang harapan saya terhadap tempat di mana saya menimba ilmu ini. Semoga sekolah tetap memberikan ruang bagi para siswa untuk dapat berekspresi secara bebas tanpa merasa minder dan saya untuk sekolah ini adalah agar terus mempertahankan nilai-nilai moral dan budaya dalam mendidik siswanya. Semoga sekolah ini terus meningkatkan program-program kegiatan pembelajarannya agar siswa semakin aktif dan menjadi lebih baik sekolah ini terus mengajarkan hal-hal baik sesuai visi-misinya. Saya juga berharap agar sekolah bisa lebih memberikan perhatian kepada para siswa agar bisa menyesuaikan pembelajaran dengan keadaan masing-masing berharap agar sekolah tidak hanya memfokuskan siswa untuk mengejar nilai dalam bentuk angka, tetapi juga dalam bentuk karakter. Karena selain cerdas, orang hebat juga perlu memiliki akhlak yang saya adalah semoga sekolah dapat membangun suasana yang nyaman dan hangat sehingga dapat menjadi rumah kedua bagi para pertama kali masuk ke sekolah ini, saya berharap para pelaksana pembelajaran seperti guru dan staf pengajar lainnya untuk bisa melakukan pendekatan kepada siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri untuk bisa menunjukkan saya untuk sekolah ini supaya bisa tetap menjaga kredibilitas serta terus menjadi sekolah yang mencetak siswa-siswa berprestasi baik dalam bidang akademik maupun bidan berharap agar sekolah bisa lebih memberikan fasilitas untuk mengembangkan bakat-bakat terpendam dari para siswa di tempat ini. Karena sekolah ini ternyata memiliki banyak sekali siswa berbakat yang bisa mengharumkan nama berharap agar sekolah ini dapat selalu berbenah dan berkembang menjadi lebih baik, sehingga banyak siswa baru yang tertarik untuk bisa masuk ke sekolah referensi kata-kata harapan untuk sekolah yang bisa memacu semangat para siswa dan guru dalam hal belajar dan mengajar. Semoga bermanfaat. IND kembalinormal atau pun wabah Covid-19 sudah berakhir, harapan guru di samping pembelajaran di kelas maka pembelajaran daring tetap bisa dilaksanakan untuk melatih keterampilan guru dan siswa pada era abad 4.0. Harapan kedua pembelajaran ini sebagai alternatif guru dalam menerapkan model-model pembelajaran. Memasuki tahun kesembilanku menjadi seorang guru di SMP Negeri 1 Sungaiselan, aku masih sama dengan saat pertama kali ditempatkan di sekolah ini. Aku masih bisa mencium aroma hutan disekeliling sekolah yang menyambutku setiap harinya, pun dengan berbagai senyum hangat dan celotehan para siswaku yang ku sambut di pintu gerbang sekolah saat jadwal piket bergiliran di sekolah sebelum lonceng masuk jam pertama dibunyikan. Aku menjadi bersemangat saat anak-anak bimbinganku menjadi lebih baik dariku, bukan hanya dari aspek pengetahuan melainkan juga aspek sikap yang digadang-gadang menjadi aspek berpengaruh dalam keberhasilan siswa ini nantinya. Bapak Giri Haryono Sumber Motivasi terbesarku menjadi seorang guru adalah mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri peserta didik dan menyiapkan mereka dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan nantinya. Maka tak jarang aku mengajar anak didikku di luar ruangan, di bawah pohon ataupun di lobi sekolah. Tak jarang pula aku ceramah di awal pembelajaran dengan berbagai arahan kepada mereka. Hal ini kumaksudkan agar mereka mampu belajar dengan cara yang berbeda, terbangkitkan motivasinya dengan pendekatan yang jarang mereka temui dan pembelajaran menjadi lebih bermakna, apalagi matematika akan sangat menjemukan jika diberikan dengan pola lama, termasuk mempersuasi anak-anak dengan berbagai karakter mulia yang disisipkan pada cerita motivasi di awal pagi. Pak Giri dan siswa belajar di lobi sekolah Sumber dok. pribadi Aku mempunyai harapan yang tak kalah besarnya dengan motivasi di atas yaitu selalu bisa menginspirasi dan menjadi inspirasi bagi siswa dengan bekal akhlak mulia yang ditampilkan setiap harinya. Aku menyadari bahwa sebagai seorang guru pastilah mempunyai banyak kekurangan, mungkin saja sikap dan kata-kata yang pernah ku tampilkan di depan anak-anak kurang baik, namun hal itu semata-mata untuk kebaikan mereka dan pembentukan karakter sesuai dengan aturan yang berlaku di sekolah. Harapanku lainnya adalah menjadikan matematika dekat dengan siswa sehingga metematika benar-benar menjadi aktivitas dalam kehidupan dan mereka dapat mencintai metematika dengan sepenuh hati. Pak Giri bersama siswa Sumber dok. pribadi Aku selalu bermimpi dan yakin hal ini menjadi kenyataan, bersinggungan langsung dengan siswa yang religius, punya rasa ingin tahu yang tinggi, ulet, bertanggungjawab, mampu menempatkan diri dengan baik dan berakhlak mulia berada di kelasku. Walaupun sekarang aku telah mendapatkan beberapa siswa tersebut, tapi aku berharap suatu saat nanti semua mimpiku tersebut terpenuhi. Hal yang tak kalah pentingnya adalah harapanku bagi dunia pendidikan adalah semoga sistem pendidikan di negara kita bisa lebih baik lagi sehingga pendidikan benar-benar menjadi langkah awal dalam menyiapkan generasi penerus bangsa. Tripusat pendidikan bersinergi dalam menghadapi perubahan zaman sesuai tugasnya masing-masing sehingga siswa dapat belajar dalam dalam kenyamanan dan kasih sayang yang seharusnya mereka dapatkan.
Selainitu, ada guru-guru di banyak daerah yang memiliki keterbatasan dengan akses internet, mereka berjuang untuk tetap menjumpai siswa/i mereka dari rumah ke rumah untuk memberi pengajaran. Hal ini dilakukan oleh tokoh inspiratif, Bapak Ujang Setiawan Firdaus yang merupakan seorang guru di SDN Purbayani 1 Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut
- Kita banyak menaruh harapan kepada guru untuk membantu mendidik anak agar siap menghadapi masa depan. Indonesia pun membutuhkan generasi masa depan yang cemerlang untuk menghadapi persaingan global. Pada Hari Guru Nasional, sejumlah guru dari generasi milenial juga menaruh harapan kepada pemerintah, orangtua, serta seluruh insan mewawancarai sejumlah guru-guru millenial yang kini terjun mendidik di pendidikan formal. Berikut rangkuman harapan-harapan muncul dari guru-guru generasi milenial. 1. Pendidikan menonjolkan karakter Guru SMAN 5 Bogor, Zafira Andini Muzzamil 22 berharap siswa sadar bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari selama di sekolah bukan untuk membantu masuk ke perguruan Zafira, ilmu pengetahuan yang dipelajari sekarang adalah modal untuk menjalani hidup. Baca juga Hari Guru Nasional 2019, Milenial Jadi Guru Itu Keren! "Agar kamu tahu siapa diri kamu, kamu punya identitas yang khas, agar siswa unik, beragam, berwawasan, dan berkarakter," ujar Zafira saat dihubungi Zafira menyebutkan setiap anak itu punya karakter. Menurutnya, pendidikan seharusnya bisa menonjolkan karakter setiap anak. "Ada sisi unik keluar, maka ada nilai-nilai toleransi di sana. Ada juga sisi kreatif. Di situlah pendidikan seharusnya menciptakan hal itu," tambah Zafira. 2. Bebas berkreasi dan berinovasi Guru Semut-Semut The Natural School Depok, M. Fuad Rizqi Ramadhan 23 berharap sekolah-sekolah bisa lebih membebaskan guru dan murid lebih berekspresi. MuktiHarapan, 18 Juti 2021 AE 200312 2 008 NIP 1 VI 2009041 005 K (Kurang): 1. C (Cukup): 2. B : 4 b. Penilaian pengetahuan dan koterampilan muatan mapel bahasa Indonesia. Guru meminta siSwa untuk berpamitan dan membcri salam kepada guru Saat pulang. E. SUMBER.ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN Buku SiSwa Terna : Diriku Kelas I (Buku Tematik
This study aims to determine the problems experienced by teachers during Covid-19 pandemic in which teachers must conduct online learning. This research is a descriptive study using online survey method. The data was collected using online questionnaires to 64 respondents of elementary school teachers. It was found that 98% of the primary school teachers respondents has conducted online learning during Covid-19 pandemic, and 1 teacher did not use online model. The information obtained is that 100% of the teacher is doing online model in the network learning. More than 9 medias used by elementary school teachers in Bantul district during the pandemic were offered namely WhatsApps, WhatsApp Web, Google Classroom, Google Group, TeamLink, Microsoft Teams, Kaizala Microsoft, Zoom Meeting & Webinar, Youtube, Google Hangouts, and others. 100% of teachers or as many as 64 teachers are learning with WhatsApps application as the first choice. Furthermore, 15% of teachers use some application supporters of WhatsApp. Google Class is the second option. The third option is Google form as much as 12% or 8 teachers. The use of Google Form is for students’ worksheets. The fourth choice is YouTube with as many as 7% or 5 teachers. Short videos related to the material being taught in 10-20 minutes. The fifth application is the Zoom Cloud Meeting for only 3% or 2 teachers who chose this platform. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 282 Hambatan, Solusi dan Harapan Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar Andri Anugrahana andrianugrahana PGSD Universitas Sanata Dharma Resistence, Solutions and Expectations Online Learning During The Covid-19 Pandemic Period By Elementary School Teachers ABSTRACT This study aims to determine the problems experienced by teachers during Covid-19 pandemic in which teachers must conduct online learning. This research is a descriptive study using online survey method. The data was collected using online questionnaires to 64 respondents of elementary school teachers. It was found that 98% of the primary school teachers respondents has conducted online learning during Covid-19 pandemic, and 1 teacher did not use online model. The information obtained is that 100% of the teacher is doing online model in the network learning. More than 9 medias used by elementary school teachers in Bantul district during the pandemic were offered namely WhatsApps, WhatsApp Web, Google Classroom, Google Group, TeamLink, Microsoft Teams, Kaizala Microsoft, Zoom Meeting & Webinar, Youtube, Google Hangouts, and others. 100% of teachers or as many as 64 teachers are learning with WhatsApps application as the first choice. Furthermore, 15% of teachers use some application supporters of WhatsApp. Google Class is the second option. The third option is Google form as much as 12% or 8 teachers. The use of Google Form is for students’ worksheets. The fourth choice is YouTube with as many as 7% or 5 teachers. Short videos related to the material being taught in 10-20 minutes. The fifth application is the Zoom Cloud Meeting for only 3% or 2 teachers who chose this platform. Keywords Resistence, Solutions, Expectations, Online Learning, Covid-19 Pandemic Received date 15 September 2020 Revised date 21 September 2020 Accepted date 24 September 2020 PENDAHULUAN Pandemi COVID-19 memberikan dampak pada banyak pihak, kondisi ini sudah merambah pada dunia pendidikan, pemerintah pusat sampai pada tingkat daerah memberikan kebijakan untuk meliburkan seluruh lembaga pendidikan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mencegah meluasnya penularan COVID-19 . Diharapakan dengan seluruh lembaga pendidikan tidak melaksanakan aktivitas seperti biasanya, hal ini dapat meminimalisir menyebarnya penyakit COVID-19 ini. Hal serupa juga sudah dilakukan oleh berbagai negara yang terpapar penyakit COVID-19 ini. Kebijakan lockdown atau karantina dilakukan sebagai upaya mengurangi interaksi banyak orang yang dapat memberi akses pada penyebaran virus corona. Kebijakan yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan meliburkan seluruh aktivitas pendidikan, membuat pemerintah dan lembaga terkait harus menghadirkan alternatif proses pendidikan bagi peserta didik maupun mahasiswa yang tidak bisa melaksanakan proses pendidikan pada lembaga pendidikan. Hal ini didukung oleh Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease Covid-19 dalam format PDF ini ditandatangai oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada tanggal 24 Maret 2020. Prinsip yang diterapkan dalam kebijakan masa pandemi COVID-19 adalah “kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran”. Sekolah Dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan yang merasakan dampak dari pandemi COVID-19 . Sekolah dan juga pihak sekolah mulai mengubah strategi pembelajaran yang awalnya adalah tatap muka dengan mengubah menjadi pembelajaran non-tatap muka atau ada yang menyebut pembelajaran online dan juga pembelajaran Jarak Jauh PJJ. Berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk Scholaria Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 10 No. 3, September 2020 282-289 283 membantu siswa belajar di rumah. Pemerintah menyediakan berbagai aplikasi pembelajaran yang dapat diakses dan digunakan oleh guru dan siswa. Menurut Arsyad 2011 media pembejaran online atau sering disebut dengan e-learning merupakan media penunjang pendidikan dan bukan sebagai media pengganti pendidikan. Prosesnya e-learning sebagai media distance learning menciptakan paradigma baru, yakni peran guru yang lebih bersifat “fasilitator” dan siswa sebagai “peserta aktif” dalam proses belajar-mengajar. Karena itu, guru dituntut untuk menciptakan teknik mengajar yang baik, menyajikan bahan ajar yang menarik, sementara siswa dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam proses belajar. Pembejaran online juga sering disebut dengan pembelajaran daring atau “dalam jaringan online”. Pemanfaatan sistem pembelajaran daring merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan dan memudahkan siswa mengakses materi pembelajaran. Riyanda, Herlina, dan Wicaksono 2020 menjelaskan bahwa beberapa hal yang dapat dilakukan selama pembelajaran daring daring adalah saling berkomunikasi dan berdiskusi secara online. Seluruh sekolah di Indonesia mengalami dampak dari pandemi COVID-19 dan sejauh ini belum dilakukan evaluasi terkait dengan pembelajaran dengan menggunakan metode daring. Penelitian ini mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran daring selama pandemi COVID-19. Pelaksanaan penelitian dilakukan di kabupaten Bantul Yogyakarta yang juga merasakan dan mengalami dampak pandemi ini. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, guru-guru di daerah Bantul mencoba untuk mengubah strategi pembelajaran yang tatap muka menjadi pembelajaran Daring. Pembelajaran daring sudah dilakukan guru-guru sejak ditetapkannya pandemi COVID-19 khususnya guru di Kabupaten bantul Yogyakarta. Dewi 2020 menjelaskan bahwa Pembelajaran yang dilaksanakan pada Sekolah Dasar juga menggunakan pembelajaran daring/jarak jauh dengan melalui bimbingan orang tua. Sejauh ini, pelaksanaan pembelajaran Daring di Sekolah Dasar sudah mulai dilakukan oleh guru-guru di kabupaten Bantul Yogyakarta tetapi dalam pelaksanaanya belum dievaluasi, maka dalam penelitian ini peneliti melakukan penelitian untuk melihat hambatan, solusi dan juga harapan dalam pembelajaran daring selama masa pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan masukan dan perbaikan untuk pembelajaran yang lebih baik. KAJIAN PUSTAKA Pandemi COVID-19 Terhitung sejak awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan wabah virus Corona COVID-19 yang menginfeksi hampir seluruh negara di semenjak Januari 2020 telah menyatakan dunia masuk ke dalam darurat global terkait virus ini. Virus corona yang menyerang sistem pernapasan ini telah mencatat lebih dari 28 juta kasus dari 213 negara di dunai yang terinfeksi. Dikutip dari laman Worldo Meters, per Minggu, 13 September 2020, jumlah total tepatnya telah mencapai kasus positif COVID-19 secara global. Wabah global telah melanda dunia, begitu pula yg terjadi di Indonesia, sehingga program stay at home dilaksanakan sebagai upaya menekan perluasan Covid-19. Untuk menaati program pemerintah, modus pembelajaran dialihkan menjadi kelas virtual, agar mahasiswa tetap mendapatkan haknya memperoleh ilmu tetapi tetap aman dengan di rumah saja. Buana 2020 menjelaskan Langkah-langkah telah dilakukan oleh pemerintah untuk dapat menyelesaikan kasus luar biasa ini, salah satunya adalah dengan mensosialisasikan gerakan social distancing. Konsep ini menjelaskan bahwa untuk dapat mengurangi bahkan memutus mata rantai infeksi Covid-19 seseorang harus menjaga jarak aman dengan manusia lainnya minimal 2 meter, dan tidak melakukan kontak langsung dengan orang lain, menghindari pertemuan massal. Konsep Pembelajaran Daring Kondisi pandemi saat ini menuntut pendidik dalam hal ini adalah guru untuk berinovasi menggubah pola pembelajaran tatap muka menjadi pola pembelajaran tanpa tatap muka. Zhafira, Ertika, dan Chairiyaton 2020, menjelaskan bahwa terdapat model pembelajaran lain yang bisa digunakan oleh tenaga pengajar sebagai media penyampaian ilmu pengetahuan, yaitu pembelajaran daring dan pembelajaran campuran kombinasi dari dua metode pembelajaran yaitu tatap muka dan pembelajaran daring. Metode pembelajaran daring tidak menuntut siswa untuk hadir di kelas. Siswa dapat mengakses pembelajaran melalui media internet. Hidayat menjelaskan bahwa the National Joint Committe on Learning Disabilities NJCLD menetapkan “Hambatan Perkembangan Belajar” adalah suatu istilah umum yang berkenaan dengan hambatan pada kelompok heterogen yang benar-benar Hambatan, Solusi dan Harapan Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar Andri Anugrahana 284 mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan kemampuan pendengaran, bicara, membaca, menulis, berfikir atau matematika. Pembelajaran elektronik daring atau dalam jaringan dan ada juga yang menyebutnya online learning merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet, LAN, WAN sebagai metode penyampaian, interaksi dan fasilitas serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya Brown dalam Waryanto, 2006 12. Pembelajaran online berguna terhadap kegiatan pembelajaran di kelas classroom instruction, yaitu sebagai 1 Suplemen, sebagai suplemen jika siswa mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran online atau tidak, dalam hal ini tidak ada kewajiban bagi siswa untuk mengakses materi pembelajaran online. 2 Komplemen, sebagai komplemen jika materi pembelajaran online diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Materi pembelajaran online diprogramkan untuk menjadi materi pengayaan atau remedial bagi siswa di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. 3 Subtitusi, sebagai subtitusi jika materi pembelajaran online diprogramkan untuk menggantikan materi pembelajaran yang diterima siswa di kelas Soekartawi dalam Waryanto, 2006 12-13. Menurut Hanum 2013 92 pembelajaran online atau e-learning adalah salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan dalam bentuk dunia maya Hanum, 2013 92. Munir dalam Hanum, 201392 mengatakan bahwa istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani teknologi internet. Seok dalam Hanum, 2013 93 menyatakan bahwa “e-learning is a new form of pedagogy for learning in the 21th century. E-teacher are e-learning instructional designer, facilitator of interaction, and subject matter experts”. E-learning merupakan sistem pembelajaran yang open sourece, sistem pembelajaran yang menggunakan aplikasi web yang dapat dijalankan dan diakses dengan web browser Wulandari & Rahayu, 2010 71. E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media jaringan komputer lain Wulandari & Rahayu, 2010 72. Warkintin dan Mulyadi 2019, menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang mengembangkan misi cukup luas berhubungan dengan perkembangan fisik, keterampilan, pikiran, perasaan, kemampuan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Sehingga apapun hambatan ataupun rintangan pendidikan tetap berjalan dengan baik. Hambatan dalam hal ini adalah hambatan yang dialami guru ditengah kondisi Covid-19 ini pembelajaran dilaksanakan secara daring dan tidak bisa dilaksanakan secara tatap muka di kelas. Kondisi tersebut menuntut guru untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran melalui daring dalam jaringan. Solusi yang dilakukan selama masa pandemi adalah mencari solusi dengan menggunakan pembelajaran berbasis dalam jaringan. Guru dituntut untuk inovatif dalam menggunakan pembelajaran dengan model daring. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Tjandra, D. S. 2020, bahwa guru hanya memfasilitasi dengan perpustakaan kelas, modul, buku teks, serta buku-buku pendukung, dan yang terpenting akses internet, serta menyediakan beberapa komputer untuk para siswa yang tidak membawa laptop. Bentuk e-learning pembelajaran berbasis elektronik akan tetap ada dan terus berkembang. Seiring dengan kepemilikan komputer yang tumbuh pesat di dunia, e-learning menjadi semakin berkembang dan mudah diakses. Kecepatan koneksi internet semakin meningkat, dan dengan itu, peluang metode pelatihan multimedia yang lebih banyak bermunculan. Harapan dalam pembelajaran dengan model daring adalah menjadi sebuah solusi yang dapat membantu pembelajaran di tengah pandemic COVID-19 . METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskritif kualitatif dengan menggunakan metode survei yang dilakukan secara online. Penggumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuisioner secara online kepada 64 responden guru sekolah dasar yang mengalami dampak pandemi Covid-19. Selain itu data pendukung adalah data sekunder dari dokumen, artikel ataupun berita yang berkaitan dengan pembelajaran daring selama COVID-19 . Responden adalah bapak dan ibu guru yang memiliki rentan usia sekitar lebih dari 25 tahun. Jenis kelamin dari 64 responden rata-rata 84,4% perempuan dan 15,6% laki-laki. Pendidikan terakhir adalah semua guru responden adalah senua guru berpendidikan Scholaria Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 10 No. 3, September 2020 282-289 285 S1. Responden dalam penelitian ini adalah guru dari daerah di kabupaten Bantul Yogyakarta dengan pembagian wilayah Bantul Timur, Bantul Barat, Bantul Selatan, Bantul Tengah, Bantul Utara, Bantul Kota, Sleman dan Kulon Progo. Sebaran responden guru Sekolah Dasar adalah guru kelas 1 sampai kelas 6, dan guru bidang studi yaitu bahasa Inggris, PAI, dan ada 4 responden yang tidak menyebutkan kelas yang diampu. Ada 88% guru dari kelas 1 sampai kelas 6 dan 12% guru bidang studi. Pemerintah menghimbau untuk melaksanakan pembelajaran daring, 98% atau sebanyak 63 guru melakukan pembelajaran dengan daring sedangkan 2% atau sebanyak 1 guru tidak melakukan pembelajaran daring. Data diperoleh melalui pengisian pertanyaan-pertanyaan yang dibagikan kepada seluruh responden dalam bentuk Google Form. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis untuk dideskripsikan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebanyak 81% guru menjawab dengan beberapa alasan yang mendasari untuk melakukan pembelajaran daring. Alasan pertama dijawab oleh 20 responden bahwa karena musim pandemi COVID-19 menyebabkan guru perlu melakukan pembelajaran secara daring untuk memutus rantai penyebaran wabah tersebut. Selain itu supaya selama pandemi siswa tetap belajar, maka pembelajaran yang paling efisien untuk mengurangi kerumunan dan penularan virus adalah pembelajaran dengan mengikuti anjuran dari pemerintah yaitu pembelajaran model daring. Alasan kedua direspon oleh 23 guru dengan menjawab lebih pada tanggung jawab, kewajiban dan tugas sebagai seorang guru untuk melakukan pembelajaran meski itu secara online. Guru memiliki kewajiban untuk melakukan pembelajaran dengan apapun alasannya. Adapun model daring yang digunakan guru adalah menggunakan WhatsApps WA, Google Form, Google Classroom, Google Drive, Youtube, WA group, Tuweb, bahkan ada yang seminggu dua kali melakukan tatap muka dengan aplikasi Zoom Meeting. Model pembelajaran daring yang menjadi pilihan pertama, yaitu sebanyak 100% guru-guru menggunakan fasilitas WA atau sering dikenal dengan WhatsApps, dimana guru membuat WhatsApps group sehingga semua siswa dapat terlibat dalam grup. Tugas-tugas diberikan melalui WhatsApps. Bahkan jika memang siswa masih belum memahami maka guru juga akan menambahkan dengan mengirimkan video ataupun melakukan WhatsApps Video Call dengan siswa. Penggumpulan tugaspun lebih memudahkan siswa melalui pesan WhatsApps. Tugas dapat juga dikirim lewat WhatsApps dan biasanya siswa memfoto tugas tersebut dan mengirimkan pada guru. Bahkan video tutorial yang dibuat oleh guru banyak juga yang diunggah lewat WhatsApps. Selanjutnya siswa mengunduh materi dan mempelajari materi dari guru. Hasil wawancara lebih lanjut dijelaskan bahwa model pembelajaran yang dilakukan guru adalah dengan mengirimkan video dengan menggunakan WhatsApps group. Bentuk video pembelajaran yang umum dikirim lewat WhatsApps group kelas berisi sapaan kepada siswa dan dilanjutkan dengan menjelaskan materi pelajaran dan tugas yang akan dikerjakan pada hari itu. Selanjutnya tugas yang diberikan dapat dikirimkan dalam bentuk video, Lembar Kerja Siswa LKS. Cara siswa mengerjakan tugas adalah dengan mengerjakan tugas secara manual dengan cara menulis di buku kemudian foto hasil tugas dikirim lewat chat WhatsApps. Dalam upaya memantapkan penilaian maka guru juga menambahkan tugas dalam bentuk Google Form. Pemanfaatan WhatsApps digunakan guru sebagai sarana untuk mengumpulkan tugas. Alasan guru memilih menggunakan WA adalah lebih praktis, lebih mudah dipahami anak, lebih efektif kerena tidak membutuhkan banyak quota dalam proses pembelajaran. Alasan lain adalah lebih mudah dan semua orang tua wali murid dapat menggunakannya dan bukan hal yang asing. Saat ini WA lebih mudah dan dapat dijangkau banyak kalangan. Kelebihan dalam penggunaan WA adalah lebih mudah dalam mengoperasikannya dan lebih mudah dalam pengiriman soal dan materi. Jikapun ingin melakukan pertemuan secara virtual maka guru dapat langung menggunakan fitur WA Video Call. WA bersifat sederhana, efektif dan juga efisien dalam penggunaannya. Model pembelajaran yang menjadi pilihan kedua yaitu aplikasi pendukung dalam WhatsApps, sebanyak 15% atau 10 guru. Model aplikasi yang digunakan adalah Google Class, Google Drive ataupun Google Form. Penggunaan Google Form digunakan untuk tugas dan melakukan evaluasi. Tambahan yang lainnya adalah Youtube yaitu dengan mengunggah video agar dapat ditonton oleh siswa. Dalam penelitian ini terdapat 3 guru menggunakan fasilitas tersebut. Guru juga menggunakan aplikasi Zoom dan Google Classroom yang hanya dilakukan dalam satu pekan sekali dengan alasan karena banyak orang tua yang masih bekerja, siswa tidak semua Hambatan, Solusi dan Harapan Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar Andri Anugrahana 286 memiliki gawai pribadi. Bentuk tugas yang diberikan untuk siswa bermacam-macam, tidak hanya yang bersifat akademis saja, namun juga tugas yang bersifat non-akademis. Bentuk-bentuk tugas non-akademis seperti misalnya tugas kemandirian diantaranya mencuci baju, menyapu, membuat sayur /lauk sederhana, membereskan tempat tidur dan mencuci piring. Pilihan aplikasi ke-tiga yang lain adalah Google Form sebanyak 12% atau 8 guru. Pemanfaatan Google Form yaitu untuk LKS siswa. Pilihan aplikasi ke-empat yang digunakan adalah Youtube mengunggah video pembelajaran yang digunakan sebanyak 7% atau 5 guru. Video singkat terkait materi yang diajarkan dengan durasi 10-20 menit. Video tersebut tersedia di YouTube untuk durasi yang lama. Aplikasi yang ke-lima adalah aplikasi Zoom Cloud Meeting yang dimanfaatkan 3% atau 2 guru untuk menjelaskan materi baru yang diangap sulit. Melalui aplikasi tersebut guru mengeksplorasi pengetahuan anak, memberi umpan balik secara langsung, dan memantau aktifitas siswa. Tujuan lainnya adalah supaya anak lebih antusias belajar karena termotivasi dengan teman-temannya yang hadir, juga dapat membantu mengurangi rasa jenuh belajar sendiri. Hambatan Pembelajaran Daring Hal yang menjadi kendala atau hambatan pertama adalah kondisi orang tua siswa yang lebih banyak menggunakan aplikasi WhatsApps WA. Kendala yang kedua adalah kesulitan mencari jaringan internet dan gawai telepon pintar yang lebih sering dibawa orang tua yang bekerja. Aplikasi WA juga lebih mudah karena anak-anak banyak menggunakan dan bisa menggunakan. Kendala ketiga adalah kesulitan sinyal. Berdasarkan hasil wawancara lebih lanjut, dengan guru yang menggunakan pembelajaran dengan model daring, menyatakan bahwa model daring tersebut sangat cocok untuk para peserta didik. Pada awal pembelajaran daring, materi hanya diberikan melalui Microsoft Word kemudian siswa membaca, sehingga lama-lama siswa merasa bosan. Ketika guru menyuguhkan pembelajaran daring melalui video, siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Apalagi bila mengerjakan latihan soal berupa kuis melalui Google Forms, siswa sangat antusias karena mereka bisa melihat langsung jawaban yang benar dan juga mereka juga dapat melihat langsung skor atau hasil dari pekerjaan mereka. Zoom Meeting hanya sesekali dilaksanakan karena mengingat tidak semua siswa dapat mengaksesnya terlebih ada beberapa siswa yang terkendala sinyal. Pembelajaran daring dalam pelaksanaannya memiliki hambatan. Hambatan pertama, ada beberapa anak yang tidak memiliki gawai HP. Hambatan yang kedua adalah memiliki HP tetapi terkendala fasilitas HP dan koneksi internet, terhambat dalam pengiriman tugas karena susah sinyal. Bahkan data lebih lanjut menjelaskan bahwa untuk beberapa siswa tidak punya HP sendiri, sehingga hanrus meminjam. Hambatan yang ketiga adalah orang tua memiliki HP tetapi orang tua bekerja seharian di luar rumah sehingga orang tua hanya dapat mendampingi ketika malam hari. Hambatan yang keempat adalah keterbatasan koneksi internet, beberapa siswa tidak mempunyai HP dan jaringan internet tidak baik. Hambatan keempat, tidak semua anak memiliki fasilitas HP dan ada beberapa orang tua yang tidak paham dengan teknologi. Hal ini menyebabkan orang tua sulit untuk mendampingi dan memfasilitasi anak. Kasus seperti ini sangat menghambat dan guru harus mengulang-ulang pemberitahuan. Hambatan keenam adalah informasi tidak selalu langsung diterima wali karena keterbatasan quota internet. Sebagai contoh, misalnya hari ini ada tugas, namun 5 hari kemudian baru bisa membuka WA. Bahkan pada awal pembelajaran daring siswa belum bisa membuka file WA web karena belum memiliki memiliki pengetahuan mengenai aplikasi tersebut. Hambatan Ketujuh adalah fitur HP yang terbatas, kendala pada sinyal dan kuota internet. Kendala yang utama adalah secara teknis tidak semua wali murid memiliki fasilitas HP Android. Selain itu, siswa banyak yang mengalami kejenuhan dan kebosanan belajar secara daring sehingga terkadang menjawab soal secara asal- asalan. Konsentrasi dan motovasi anak belajar di rumah dan di sekolah tentu akan berbeda. Hambatan kedelapan adalah HP yang dipakai untuk mengumpul tugas adalah HP milik orang tuanya, maka siswa baru dapat mengumpulkan tugasnya setelah orang tuanya pulang bekerja. Bahkan ada beberapa anak yang tidak bisa mengumpulkan tugasnya. Foto tugas yang dikirim ke WA juga terkadang tidak jelas, sehingga menyulitkan guru untuk mengoreksi. Hambatan kesepuluh adalah dalam pemantauan kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi karena tidak bisa bertatap muka dengan tutor maupun teman. Selama pembelajaran daring mengalami beberapa kendala, kendala pertama bila siswa merasakan kebosanan, guru harus memikirkan strategi bagaimana caranya supaya anak-anak bisa keluar dari zona kebosanan mereka. Guru harus kreatif dalam menciptakan pembelajaran daring yang menarik bagi siswa. Hambatan yang kedua yaitu kadang orang tua mengeluhkan mereka tidak bisa menjelaskan Scholaria Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 10 No. 3, September 2020 282-289 287 dengan detail kepada siswa. Siswa kadang juga tidak menurut seperti ketika diajari guru di sekolah. Siswapun juga demikian, mereka lebih mudah bila dijelaskan oleh bapak ibu guru. Orang tua sering tidak sabar dalam mendampingi. Hambatan ketiga yaitu masalah sinyal. Kadang ada beberapa siswa yang mengeluhkan belum bisa mengirimkan tugas karena terkendala sinyal. Hambatan keempat yaitu kadang pendampingan orang tua kurang karena harus bekerja dari pagi sampai sore. Sehingga waktu untuk mendampingi siswa dalam mengerjakan tugas hanya saat malam hari. Hambatannya adalah jika siswa terlambat memberi respon tugas, sementara guru harus segera merekap skornya. Hambatan pertama berkaitan dengan respon tugas yang diberikan ini adalah ketidaktepatan waktu dalam pengumpulan tugas. Siswa bisa mengumpulkan tugas ketika orang tua sudah ada di rumah. Hambatan kedua, pemantauan kejujuran siswa dalam mengerjakan evaluasi. Hambatan ketiga, ketika melaksanakan teleconference melalui zoom kadang terkendala sinyal yang tidak lancar. Diskusi melalui Google Classroom terkadang orang tua yang aktif ikut serta, bukan siswanya sendiri. Hambatan kempat, sinyal atau jaringan menjadi kendala dalam pengumpulan tugas. Hambatan kelima, tidak bisa memantau proses secara langsung. Guru hanya bisa menerima produk saja. Hal ini menyebabkan esensi dari pembelajaran yang mengedepankan proses tidak dapat teramati oleh guru. Produk merupakan satu-satunya hal yang bisa dipantau oleh guru. Kelebihan dalam Pembelajaran Daring Kelebihan pertama dalam pembelajaran daring adalah lebih parktis dan santai. Praktis karena dapat memberikan tugas setiap saat dan pelaporan tugas setiap saat. Kedua, lebih fleksibel bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Pembelajaran daring menyebabkan waktu yang lebih fleksibel bagi wali yang bekerja di luar rumah dan bisa menyesuaikan waktu untuk mendampingi siswa belajar. Ketiga, menghemat waktu dan dapat dilakukan kapan saja. Semua siswa dapat mengaksesnya dengan mudah, artinya dapat dilakukan dimana saja. Penyampaian informasi lebih cepat dan bisa menjangkau banyak siswa lewat WA Group. Keempat, lebih praktis dan memudahkan dalam pengambilan nilai pengetahuan terutama bila memakai Google Form. Jika menggunakan Google Form, nilai bisa langsung diketahui sehingga siswa lebih tertarik dalam mengerjakan tugas. Selain itu siswa juga dimudahkan dalam mengerjakannya. Siswa tinggal memilih pilihan jawaban yang dianggap benar dengan meng-klik pilihan jawaban yang dimaksud. Kelebihan kelima adalah siswa bisa dipantau dan didampingi oleh orang tua masing-masing. Kelebihan keenam, guru dan siswa memperoleh pengalaman baru terkait pembelajaran daring. Peran orang tua dalam mendampingi siswa lebih banyak. Kelemahan dalam Pembelajaran Daring Kelemahan dalam pembelajaran daring adalah kurang maksimalnya keterlibatan siswa. Keterlibatan siswa yang dimaksud dapat dilihat dari hasil keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran daring secara penuh dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 50% siswa yang aktif terlibat secara penuh, 33 % siswa yang terlibat aktif. Sedangkan 17% lainnya, siswa yang kurang aktif dan kurang berpartisipasi dalam pembelajaran daring. Harapan untuk Pembelajaran Daring Paska Pendemi Covid-19 Harapan dari guru berkaitan dengan pembelajaran daring adalah harapan ke-satu, setelah kondisi kembali normal atau pun wabah Covid-19 sudah berakhir, harapan guru di samping pembelajaran di kelas maka pembelajaran daring tetap bisa dilaksanakan untuk melatih keterampilan guru dan siswa pada era abad Harapan kedua pembelajaran ini sebagai alternatif guru dalam menerapkan model-model pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk menambah ilmu dan mengaplikasikan penggunaan kemajuan teknologi dengan baik dan benar. Harapan ke-tiga, adanya perlakuan khusus bagi siswa yang kesulitan dalam melakukan pembelajaran. Harapan ke-empat, model pembelajaran daring ini baik digunakan tetapi perlu ditambahkan dengan model pembelajaran luar jaringan luring. Hal ini dikarenakan jika hanya pembelajaran daring saja maka kejujuran dan kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas kurang terkontrol. Sehingga akan baik jika model pembelajaran daring ini dilanjutkan dengan ditambahkan pembelajaran tatap muka. Diharapkan ada kedepannya ada model daring yang lebih baik lagi untuk menunjang pembelajaran agar lebih efektif dan efisien yang mampu diterima oleh siswa secara baik. Harapan ke-lima, harapannya pembelajaran daring bisa dijadikan solusi yang baik untuk menunjang kemajuan belajar di rumah dalam kondisi pandemi seperti ini. Peran orang tua di rumah diharapkan dapat semaksimal mungkin mendampingi putra putrinya belajar dirumah. Hal positif yang dapat diperoleh adalah anak-anak memiliki kedekatan secara personal dengan orang tua. Hambatan, Solusi dan Harapan Pembelajaran Daring Selama Masa Pandemi Covid-19 Oleh Guru Sekolah Dasar Andri Anugrahana 288 Ketujuh, meskipun daring tetapi harapannya pembelajaran tetap bisa tercapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. SIMPULAN DAN SARAN Hambatan, solusi dan harapan dalam pembelajaran dengan menggunakan sistem daring menjadi topik yang menarik dalam masa pandemi Wabah Covid-19 ini. Meski dalam kondisi yang serba terbatas karena pandemic COVID-19 tetapi masih dapat melakukan pembelajaran dengan cara daring. Hanya hal yang menjadi hambatan adalah orang tua harus menambah waktu untuk mendampingi anak-anak. Sedangkan dari segi guru, guru menjadi melek teknologi dan dituntut untuk belajar banyak hal kususnya pembelajaran berbasis daring. Sistem pembelajaran daring ini dapat dijadikan sebagai model dalam melakukan pembelajaran selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. 2011. Media pembelajaran. Buana, D. R. 2020. Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona Covid-19 dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa. Salam Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, 73, 217-226. Dharminto. 2006. Metode penelitian dan penelitian sample tanggal 29 April 2020 Dokumen Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease Covid-19 dalam format PDF ini ditandatangai oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim pada tanggal 24 Maret 2020 Dewi, W. A. F. 2020. Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajaran daring di Sekolah Dasar. Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan, 21, 55-61. Riyanda, A. R., Herlina, K., & Wicaksono, B. A. 2020. EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM PEMBELAJARAN DARING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG. IKRA-ITH HUMANIORA Jurnal Sosial dan Humaniora, 41, 66-71. Tjandra, D. S. 2020. Impelementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen di Abad 21. SIKIP Jurnal Pendidikan Agama Kristen, 11, 1-10. Waryanto, 2006. Online learning sebagai salah satu inovasi pembelajaran. Yogyakarta Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Matematika, Vol. 2, Desember 2006 10-23 diunduh pada Hanum, 2013. Keefektifan e-learning sebagai media pembelajaran studi evaluasi model pembelajaran e-learning SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto. Yogyakarta Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal pendidikan vokasi, 2013 diunduh pada Hidayat 2017. ANALISIS HAMBATAN BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH STATISTIKA Jurnal JPPM Vol. 10 No. 2 2017 diundu tanggal 14 September 2020 Wulandari, & Rahayu, N. 2010. Pemanfaatan media pembelajaran secara online e-learning bagi wanita karir dalam upaya meningkatkan efektivitas dan fleksibilitas dikutip tanggal 13September 2020 Scholaria Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 10 No. 3, September 2020 282-289 289 Warkintin, W., & Mulyadi, Y. B. 2019. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis CD Interaktif Power Point Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Scholaria Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 91, 82-92. Zhafira, N. H., Ertika, Y., & Chairiyaton, C. 2020. Persepsi Mahasiswa Terhadap Perkuliahan Daring Sebagai Sarana Pembelajaran. Jurnal Bisnis Dan Kajian Strategi Manajemen, 41. ... Setelah Covid memasuki negara Indonesia pada 2 tahun silam, banyak sekali kegiatan-kegiatan yang harus dibatasi bahkan dilarang untuk menjalankan secara kontak langsung [1]. Begitu juga di bidang pendidikan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem terpaksa mengeluarkan kebijakan untuk melakukan perkuliahan secara daring pada seluruh kampus di Indonesia [2]. Hal ini membuat banyak kampus swasta maupun kampus negeri tidak dapat memaksimalkan kegiatan belajar mengajar Karena tidak bisa melakukan kontak langsung antara mahasiswa dan dosen. ...... Menghitung Matriks Ternormalisasi Nilai-nilai yang akan dinormalisasi dari matriks keputusan ditentukan berdasarkan tipe atau jenis kriteria yang dimiliki. Misalnya ketika suatu kriteria berjenis Benefit, maka tipe atributnya adalah positif dan menggunakan rumus penyelesaian no2. Begitu juga sebaliknya, jika kriteria berjenis Cost, maka tipe atributnya adalah Negatif dan menggunakan rumus penyelesaian no 3. ... Mesran AanAmanudin HarahapFifto NugrohoThe Chating application is a virtual communication service either through messages, voice calls, or video calls that can assist in conducting online lectures during a pandemic. There are many types of applications that can be used to communicate during online lectures. Such as the Telegram application, Whatsapp application, Discord, KaKaoTalk, Line or WeChat and other social media applications that can be used to communicate personally or in groups. However, these applications have their own advantages and disadvantages that can affect the comfort and optimization of learning. Therefore, to determine the best Chating application, each alternative must have its own criteria as a requirement for the optimization of the application. As in this study, the authors added some data as criteria, namely Group Support, Member Capacity, Security, Account Privacy and Services provided by the application. Which, each criterion has a predetermined weight and is carried out with a settlement process using the Multi Attribute Utility Theory MAUT method for the ranking process. From calculations using the Multi Attribute Utility Theory MAUT method, it will produce sequential alternatives from the highest to the lowest. The alternative value which is Qi or the highest ranking will be used as an alternative recommendation for chat applications that will be used as a tool to support online learning during the Covid pandemic.... Dampak mendalam dari pandemi juga dirasakan dalam pendidikan sekarang. Pandemi telah mengganggu pembelajaran dengan mempercepat perpindahan pembelajaran offline ke kegiatan belajar mengajar online [2] [3]. Oleh karena itu, siswa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran online atau daring pada masa pandemi serta membuat para guru sulit untuk menyampaikan materi yang akan disampaikan [4]. ...Mochamad Guntur Siti SahronihNur Indah Septia NingsihLusi UmayahLearning is currently in the transition period between online and offline learning, namely limited face-to-face learning. Limited face-to-face learning problems make teachers have to innovate in communication and interactive learning. Comic books can change material that is difficult to understand into material that is easy to understand. This happens because one of the characteristics of comics is that they can visualize abstract material into something real. The purpose of this study is to create a comic book based on local wisdom, which is expected to foster a culture of student literacy by providing alternative media based on applications in the learning process. This study uses the Research and Development R&D method, while the model used in this development is the model of ADDIE Analysis, Desain, Development, Implementation, and Evaluation’. The results of this study obtained very good validation with an average percentage score of 86,03% in terms of material and media design. Also, getting an average score of 96,63% for the percentage of achievement that was tested by users, namely elementary school students, means that students' responses to comics are very good.... Selain hal tersebut, pembelajaran online juga dapat memberikan ruang komunikasi serta berdiskusi antara siswa dan guru secara online. Saat ini guru dituntut untuk dapat menyesuaikan dan mengikuti era ini dengan berinovasi dalam menggunakan model pembelajaran secara online Anugrahana, 2020. ... Febriyanti PanjaitanEvi YulianingsihFatmasari FatmasariHelda YudiastutiKegiatan pengabdian ini bertujuan memberikan pelatihan kepada guru dalam memanfaatkan fasilitas teknologi terutama pada bidang pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran agar lebih kreatif dan inovatif. Tim pengabdi masing-masing diberikan tugas dan tanggung jawab agar kegiatan pelaksanaan penelitian ini dapat berjalan dengan baik, terutama peran tim pengabdi sebagai narasumber untuk mengarahkan, melatih para guru menggunakan aplikasi zoom, google classroom dan google meet sebagai media pembelajaran jarak jauh. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini terdiri atas lima metode yaitu 1 identifikasi dan analisis masalah, 2 Sosialisasi, 3 Simulasi, 4 Pendampingan, 5 Evaluasi. Berdasarkan hasil dari kegiatan pengabdian bahwa para guru telah memahami ketiga aplikasi tersebut dengan baik, namun guru lebih tertarik dan mudah paham menggunakan aplikasi media zoom yang bisa dikombinasikan dengan media whatsapp yang selama ini digunakan pada masa pandemi... Knowledge TK; Pedagogical Knowledge PK; Content Knowledge CK; Technological Content Knowledge TCK; Pedagogical Content Knowledge PCK; and Technological Pedagogical Knowledge TPK.Anugrahana, 2020 Several relevant studies that have been carried out previously include research conducted by which aims to determine the TPACK Technological Innaha Ruri 2018, Pedagogical and Content Knowledge capabilities of Science Teachers at Inclusion Schools of SMP Negeri 23 Surakarta in the 2017/2018 Academic Year. The results showed the TPACK ...... Siahaan 2020 juga mengemukakan terdapat beberapa masalah yang ditimbulkan akibat pembelajaran daring, diantaranya yaitu materi yang disampaikan oleh guru belum selesai, namun guru sudah mengganti dengan tugas lainnya. Adapun menurut Anugrahana 2020, pembelajaran daring juga memiliki kelemahan dalam keterlibatan siswa yang kurang maksimal sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan kurang optimal dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai sesuai dengan yang telah ditetapkan. ...Bintang Muhammad Sahara EfendiDwi Putri AyuAde Ana KartikasariNeni WahyuningtyasTerjadinya pandemi Covid-19 telah membatasi ruang gerak pada setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan. Akibatnya, pemerintah membuat kebijakan yang mengharuskan siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran secara daring. Seiring dengan adanya kebijakan tersebut, muncul berbagai kendala yang dihadapi oleh siswa seperti kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Permasalahan serupa juga dirasakan oleh siswa SMP di Desa Sidodadi, Kecamatan Ngantang. Berdasarkan latar belakang permasalahan, peneliti berupaya untuk mengatasi kesulitan belajar pada berbagai mata pelajaran siswa SMP di Desa Sidodadi, Kecamatan Ngantang dengan menumbuhkan kembali semangat belajar dan membantu peserta didik mengerjakan tugas yang sulit dipahami dengan melaksanakan pendampingan belajar daring. Metode pengumpulan data yang digunakan dengan teknik random sampling dengan populasinya adalah siswa SMP di Desa Sidodadi. Hasil pengumpulan data menyatakan bahwa semua populasi yang diteliti merasa kesulitan belajar dan mengerjakan tugas selama pandemi. Adapun tahap-tahap yang dilaksanakan dalam pengabdian ini yaitu 1 analisis situasi; 2 perizinan; 3 persiapan kebutuhan; 4 pelaksanaan kegiatan; dan 5 evaluasi. Pendampingan belajar daring pada masa pandemi Covid-19 dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa SMP di Desa Sidodadi, Kecamatan Ngantang. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa kesulitan siswa dalam belajar pada masa pandemi Covid-19 dapat teratasi setelah mengikuti kegiatan pendampingan belajar. Hal ini dapat dibuktikan dengan terjadinya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.... Strategi yang diambil oleh banyak negara termasuk Indonesia dengan menutup semua kegiatan pembelajaran telah menyebabkan otoritas publik dan organisasi terkait perlu memperkenalkan pilihan interaksi instruktif bagi siswa dan siswa yang tidak dapat menyelesaikan siklus pembelajaran di lembaga pendidikan. Hal ini diperkuat dengan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Desease COVID-19 adalah "kesejahteraan dan keamanan siswa, guru, tenaga kepelatihan, keluarga, dan lingkungan sekitar menjadi perhatian utama di menentukan strategi pembelajaran Anugrahana, 2020. Dengan berakhirnya sekolah, otoritas publik sedang mencari pengaturan sehingga interaksi pembelajaran berlangsung siswa benarbenar berhak memperoleh informasi. ...Ahmad Furqon AkhbarArumia Fairuz HusnaLuthfia Amanda Sari Indra LesmanaOnline learning or what is called in this network is a policy made by the government on an emergencybasis due to the Covid-19 pandemic where learning is carried out in tandem using devices or laptopsfrom their respective homes. The purpose of this study is to be able to understand theimplementation of current government policies on online learning at the first level of junior highschool. The research method that researchers use in conducting this research is by using a qualitativeapproach. This qualitative approach can support researchers in explaining the understandingcontained in the object of research. The data collection that researchers used in making this studywas by using literature study techniques carried out through electronic media. Literature datacollection techniques are carried out by searching for some information related to titles contained injournals, articles, magazines or other reference sources carried out online. The results of this studyshow that the implementation of online learning at the junior high school level is said to run but lesseffectively because the lack of supervision from parents regarding the use of devices makes learningnot run online learning; junior high school; era of the covid-19 pandemicAbstrak Pembelajaran daring atau yang disebut dalam jaringan ini merupakan kebijakan yang dibuat olehpemerintah secara darurat dikarenakan terdapat pandemi Covid-19 dimana pembelajaran dilakukansecara dalam daringan mengunakan gawai atau laptop dari rumah masing-masing. Tujuan daripenelitian ini adalah agar bisa memahami dari implementasi kebijakan pemerintah saat ini padapembelajaran secara daring pada jenjang Sekolah Menengah Pertama SMP. Metode penelitian yangpeneliti pakai dalam melakukan penelitian ini yaitu dengan memakai pendekatan kualitatif tersebut bisa menunjang peneliti dalam memaparkan pengertian yangterdapat pada objek penelitian. Pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam membuat penelitianini yaitu dengan memakai teknik studi kepustakaan yang dilakukan melalui media elektronik. Teknikpengumpulan data kepustakaan dilakukan dengan mencari beberapa informasi terkait judul yangterdapat pada jurnal, artikel, majalah atau sumber rujukan lainnya yang dilakukan secara penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran daring pada jenjang SMPdikatakan berjalan namun dengan kurang efektif karena kurangnya pengawasan dari orang tuamengenai penggunaan gawai menjadikan pembelajaran tidak berjalan secara kunci pembelajaran daring; sekolah menengah pertama; era pandemi covid-19... Namun seperti yang telah diketahui kenyataannya pelaksanaan pembelajaran jarak jauh PJJ memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari penerapan pembelajaran jarak jauh diantaranya 1 praktis dan fleksibel, 2 dapat mengirimkan tugas setiap saat, 3 penyampaian informasi lebih cepat, 4 penilaian peserta didik lebih mudah dengan menggunakan aplikasi google form, Anugrahana, 2020. Adanya nilai positif tersebut diharapkan nantinya pembelajaran jarak jauh PJJ ini dapat diterapkan selamanya meskipun pandemi covid-19 ini sudah berakhir. ...Bagus Subambang Indra LesmanaWe have gone through the Covid-19 pandemic with various efforts to overcome the problems thatarise from the outbreak. The transition of learning methods by utilizing the internet network onlineor known as distance learning PJJ became a solution at that time. In an effort to prepare thegeneration ready to face the era of revolution the implementation of PJJ is expected not only tobe carried out limited to the Covid-19 pandemic, because there needs to be continuous habituationboth from the teacher as facilitator and students as actors in learning. This study aims to explain, 1Obstacles encountered during the implementation of distance learning PJJ, 2 Solutions providedas an effort to keep distance learning used after the COVID-19 pandemic. This research method usesa qualitative descriptive approach. The data collection technique in this study is a literature result of this study is that there are still many obstacles encountered in the implementation ofdistance learning PJJ. The solution provided is for the government to create learning applicationsthat can be accessed for free and can be used for post-COVID-19 learning and teachers in schools areincluded in training on the use of applications to support learning COVID 19, distance learning, revolution facilitators Abstrak Pandemi Covid-19 sudah kita lalui dengan beragam upaya untuk mengatasi permasalahan permasalahan yang muncul dari wabah tersebut. Peralihan metode pembelajaran dengan memanfaatkan jejaring internet daring atau dikenal dengan pembelajaran jarak jauh PJJ menjadi solusi pada masa tersebut. Dalam upaya untuk mempersiapkan generasi siap menghadapi era revolusi Implementasi PJJ harapannya tidak hanya dilaksanakan terbatas pada masa pandemi Covid-19, sebab perlu adanya pembiasaan yang sifatnya kontinu baik dari pihak guru selaku fasilitator dan peserta didik sebagai aktor dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan, 1 Kendala yang ditemui saat implementasi pembelajaran jarak jauh PJJ, 2 Solusi yang diberikan sebagai upaya agar pembelajaran jarak jauh tetap digunakan pasca pandemi covid19. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu kajian kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah masih banyak kendala yang ditemui pada impelementasi pembelajaran jarak jauh PJJ. Solusi yang diberikan adalah pemerintah membuat aplikasi pembelajaran yang dapat diakses secara gratis dan dapat digunakan untuk pembelajaran pasca covid-19 serta guru-guru yang ada di sekolah diikutsertakan pelatihan mengenai penggunaan aplikasi-aplikasi penunjang kegiatan kunci covid 19, pembelajaran jarak jauh, revolusi fasilitatorReka Tia SusantiWaspodo WaspodoThe purpose of this study was to determine and analyze the effect of learning from home on learning motivation and to know and analyze the effect of learning from home on learning outcomes at SMK Negeri 2 Kayuagung. In this study using primary data and secondary data, primary data were obtained by distributing questionnaires to 46 students as sample respondents. The quatitative reseach is used. Simple resression was used to analyse the data by using SPSS 22 version in model development and hypothesis testing. From the results of data analysis of the variables studied, namely the teacher competency variable and the learning strategy variable showed that learning from home at SMK Negeri 2 kayuagung was affective, and there was a significant relationship to the learning motivation but there was no significant to the learning BachrirZelfia ZelfiaAhdan AhdanThis study aims to describe the phenomenon of social relations among students of the Faculty of Letters, Universitas Muslim Indonesia during the COVID-19 pandemic, and to describe the shift in social relations due to communication technology during the COVID-19 pandemic. This research lasted for one month with 6 six informants where they were active students of the literature faculty of the Indonesian Muslim University. The type of research used is descriptive qualitative phenomenological research. The sources of data obtained using observation and interview methods, and documentation as supporting material for data collection. In this study, the author wants to see how the shift in social relations of students whose scope of life is in contact with communication technology on a regular basis due to the Covid-19 pandemic. Social relations are part of human needs that come from the interaction process carried out. In this pandemic period, especially students, who are faced with a situation where structurally and processally experiencing changes that have an impact on the pattern of life. The Covid-19 Virus Pandemic is actually able to shift the lives of students who affect social interactions and social processes by utilizing and developing communication technology gadgets during the Covid-19 pandemic so that sometimes they forget their essence as social beings, namely beings who need other Aji Fatma DewiPenelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi implementasi pembelajaran daring dirumah pada siswa Sekolah Dasar akibat dari adanya pandemik COVID-19. Penelitian menggunakan penelitian kepustakaan dimana dalam mengumpulkan informasi data dengan teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang relevan dari berbagai macam yang ada di perpustakaan seperti dokumen, buku, majalah, berita. Kriteria artikel dan berita yang dipilih yaitu adanya pembahasan tentang Dampak COVID-19 dan Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Dari 10 Sumber yang didapatkan, kemudian dipilih yang paling relevan dan diperoleh 3 artikel dan 6 Berita yang dipilih. Hasil dalam penelitian, menunjukkan bahwa dampak covid terhadap implementasi pembelajaran daring di Sekolah Dasar dapat terlaksanakan dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil data 3 artikel dan 6 Berita yang menunjukan bahwa dampak COVID-19 terhadap implementasi pembelajaran daring di SD dapat terlaksana dengan cukup baik apabila adanya kerjasama antara guru, siswa dan orang tua dalam belajar dirumah Dana Riksa BuanaBeginning in 2020, humanity throughout the world was shaken by the Corona Virus pandemic Covid-19 which caused panic everywhere. Thousands of people were infected and thousands more died. For in Indonesia, the government has given appeals to the community in overcoming this epidemic to be effective and efficient. But in reality, there are still many Indonesian people who do not heed this appeal. Therefore, this study aims to analyze why some people bring up these behaviors, and how to overcome them. The research method used by this research is the study of literature with a descriptive analysis approach. The results show that the behavior displayed by people who do not comply with government appeals is based on cognitive biases. In addition to analyzing the behavior of Indonesian people and how to handle it, this article also presents tips for maintaining mental well-being in a positive psychological Pandemic; Covid-19; Cognitive Bias; Mental Welfare AbstrakAwal tahun 2020 ini umat manusia di seluruh dunia digoncang dengan pandemi Virus Corona Covid-19 yang membuat kepanikan dimana-mana. Ratusan ribu manusia terinfeksi dan ribuan lainnya meninggal dunia. Untuk di Indonesia sendiri pemerintah telah memberikan himbauan-himbauan kepada masyarakat dalam mengatasi wabah ini agar berjalan efektif dan efisien. Tetapi pada kenyataannya masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengindahkan himbauan ini. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa mengapa sebagian masyarakat memunculkan perilaku tersebut, dan bagaimana cara mengatasinya. Metode penelitian yang digunakan oleh penelitian ini adalah studi kepustakaan dengan pendekatan deskriptif analisis. Hasil menunjukan bahwa perilaku yang ditampilkan oleh orang yang tidak mematuhi himbauan pemerintah didasari oleh bias kognitif. Selain menganalisa perilaku masyarakat Indonesia dan cara menanganinya, maka artikel ini juga memaparkan kiat-kiat menjaga kesejahteraan jiwa dalam pendekatan psikologi Kunci Pandemi; Covid-19; Bias Kognitif; Kesejahteraan JiwaWarkintin WarkintinYohanes Berkhamas MulyadiThis study aims to describe the development of interactive CD learning materials based on power point to improve students’ learning outcomes within the topic of production technology, communication and transportation in grade IV. The research methods used are research and development, consisting of the preliminary study, model development, and model testing. The results show that the interactive CD learning materials developed are eligible according to the development steps. The results of media validation and the results of material validation were shown with average score of 79,8% and 87,2% respectively. The students' responses to interactive learning materials scored on small-scale trials while large-scale trials obtained a score of 85%. Then the teacher's response scored and respectively. Based on the value obtained, then the interactive CD teaching materials are feasible to be applied to grade 4 elementary school students. Based on the test results of the student learning on small-scale, it showed that 63% of students passed with the score ≥75. While on a large-scale, 100% of the students passed and scored ≥75. Thus, it can be concluded that the development of interactive teaching materials is appropriate for students in grade IV of elementary Sulistyo HanumPenelitian ini bertujuan untuk 1 mendeskripsikan standar mutu pelaksanaan e-learning sebagai media pembelajaran yang efektif; 2 mengidentifikasi keefektifan perencanaan pembelajaran elearning; 3 mengidentifikasi keefektifan perancangan dan pembuatan materi pembelajaran elearning; 4 mengidentifikasi keefektifan metode penyampaian pembelajaran e-learning; 5 mengidentifikasi keefektifan pelaksanaan dan interaktivitas pembelajaran e-learning; 6 mengidentifikasi keefektifan evaluasi pelaksanaan e-learning; 7 mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan e-learning sebagai media pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan model evaluasi discrepancy. Data dikumpulkan melalui angket dan observasi, kemudian data dianalisis secara deskriptif. Keberhasilan program diukur dengan kriteria absolute, yakni standar pelaksanaan pembelajaran e-learning yang telah ditetapkan sebelumnya dari standar mutu penyelenggaraan e-learning yang ideal. Analisis deskripsi data mendiskripsikan dan memaknai keefektifan e-learning sebagai media pembelajaran di SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto dari tiap-tiap data ubahan dan sub ubahan, yaitu nilai rerata pada standar variabel penelitian. Masing-masing ubahan dibandingkan dengan acuan kriteria yang telah ditentukan berdasarkan rata-rata ideal dan simpangan baku ideal yang dapat dicapai oleh instrumen. Responden dari penelitian ini adalah guru dan siswa SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto yang terlibat langsung dengan pembelajaran e-learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran e-learning di SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto sesuai dengan standar mutu pelaksanaan e-learning pada komponen perencanaan pembelajaran cukup efektif dengan kecenderungan 77,57%; komponen perancangan dan pembuatan materi cukup efektif dengan kecenderungan 75,14%; komponen penyampaian pembelajaran e-learning cukup efektif dengan kecenderungan 75%; komponen interaksi pembelajaran cukup efektif dengan kecenderungan 66,10%; dan komponen evaluasi pelaksanaan pembelajaran e-learning cukup efektif dengan kecenderungan 69,01%. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran e-learning sebagai media pembelajaran di SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto cukup efektif dengan tingkat kecenderungan 77,27%. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran e-learning di SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto tidak sepenuhnya efektif bagi semua guru di SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto, dikarenakan beberapa faktor dari pelaksanaannya yang belum optimal. THE EFFECTIVENESS OF E-LEARNING AS INSTRUCTIONAL MEDIA EVALUATION STUDY OF E-LEARNING INSTRUCTIONAL MODEL INSMK TELKOM SANDHY PUTRA PURWOKERTOAbstractThis study aims to 1 describe the quality standard of e-learning as effective instructional media, 2 identify the effectiveness of e-learning instructional plan, 3 identify the effectiveness of designing and developing the e-learning materials, 4 identify the effectiveness of delivery method of the e-learning instructional strategy, 5 identify the effectiveness of implementation and interactivities of e-learning instructional, 6 identify the effectiveness of evaluation of the elearning process, and 7 identify the inhibiting and supporting factors in the implementation of elearning as instructional media. This study is an evaluation research using the discrepancy evaluation model. The data were collected through questionnaire and observation, and analyzed descriptively. The success of the program was measured using absolute criteria, the standard process of e-learning instruction determined by the ideal standard of the quality of e-learning process. The descriptive data analysis described and interpreted the effectiveness of e-learning as instructional media in SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto by each alteration and subalteration data, the average value in the standard of the research variable. Each alteration was compared with criterion standards determined based on the ideal mean and standard deviation obtained by the instrument. The respondents were teachers and students of SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto directly involved in the e-learning instruction. The results show that the implementation of e-learning in SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto based on the quality standard of e-learning implementation on the component of instructional plan is quite effective with the tendency of the component of designing and developing the material is quite effective with the tendency of the component of delivery method of instructional strategy is quite effective with the tendency of 75%; the component of interactivities is quite effective with the tendency of and the component of evaluation of e-learning process is quite effective with the tendency of Overall it can be concluded that the implementation of e-learning as instructional media in SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto is quite effective with the tendency of This study indicates that the implementation of elearning instruction at SMK Telkom Sandhy Putra Purwokerto is not completely effective, because several factors of implementation are not S. TjandraThe era of globalization is inevitable, willing or unwilling to be ready or not ready for everyone to face globalization. The era of globalization can be said as an era of openness, an era of technology that is close to people's lives and even inherent in everyday life. Globalization colors and influences all aspects of life without exception the realm of education experiences or is affected by the effects of the times, globalization and technological sophistication. Education makes it possible to use all the advances of the times to produce an educational goal that shapes the complete human to face his day. 21st century learning provides a prominent change in the world of education, where learning is no longer focused on the results achieved, but on the learning process itself. Forming the competencies of students who have high-level thinking skills, are creative, communicative, and collaborative. This discussion will provide an understanding of 21st century learning implemented in Christian Religious Education subjects. Christian religious learning is expected to follow the development of 21st century learning so that in conveying learning content can prepare students to welcome the 21st century. Thus the curriculum in Indonesia is developed, and the 2013 curriculum is used now as part of responding to the challenges of the 21st century. Abstrak Era globalisasi tidak dapat dihindari, mau atau tidak mau siap atau tidak siap setiap orang menghadapi globalisasi. Era globalisasi dapat dikatakan sebagai era keterbukaan, era teknologi yang dekat dengan kehidupan masyarakat bahkan melekat dalam kehidupan sehari-hari. Globalisasi mewarnai dan mempengaruhi segala aspek kehidupan tanpa terkecuali ranah pendidikan mengalami atau tekena efek dari kemajuan zaman, globalisasi dan kecanggihan teknologi. Pendidikan memungkinkan meng-gunakan segala kemajuan zaman untuk menghasilkan sebuah tujuan pendidikan yang membentuk manusia secara lengkap untuk menghadapi zamannya. Pembelajaran abad 21 memberikan sebuah perubahan yang menonjol dalam dunia pendidikan, dimana pembelajaran bukan lagi dipusatkan kepada hasil yang dicapai, namun kepada proses pembelajaran itu sendiri. Membentuk kompetensi peserta didik yang memiliki keterampilan berpikir tingkat tinggi, kreatif, komunikatif, dan kolaborasi. Pada pembahasan kali ini akan memberikan pemahaman tentang pembelajaran abad 21 yang diimplementasikan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Pembelajaran Agama Kristen diharapkan mengikuti perkembangan pembelajaran abad 21 sehingga dalam menyampaikan konten pembelajaran dapat mempersiapkan peserta didik menyongsong abad 21. Dengan demikian Kurikulum di Indonesia dikembangkan, dan Kurikulum 2013 yang digunakan sekarang sebagai bagian dalam menjawab tantangan zaman abad penelitian dan penelitian sample eprintsDharmintoDharminto. 2006. Metode penelitian dan penelitian sample tanggal 29 April 2020Online learning sebagai salah satu inovasi pembelajaran. Yogyakarta Universitas Negeri YogyakartaN H WaryantoWaryanto, 2006. Online learning sebagai salah satu inovasi pembelajaran. Yogyakarta Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Matematika, Vol. 2, Desember 2006 10-23 diunduh pada Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 10 No. 3, September 2020 282-289
FILOSOFIPENDIDIKAN FILOSOFI Sekolah K.A.R.Y.A merupakan filosofi dan arah pendidikan terbaru yang ditetapkan oleh segenap jajaran kepemimpinan Yayasan Tunas Cahaya Bangsa untuk diterapkan di lingkungan KB-TK Happy Holy Kids dan SD Kristen - SMA Kristen Harapan Bangsa Balikpapan sejak bulan Maret 2020. Filosofi ini diharapkan memberikan arah dan kerangka yang jelas bagi setiap praktik pendidikan
Banyak guru gagal memberi tahu siswa dengan tepat apa yang mereka harapkan dari mereka. Salah satu kunci untuk membuat siswa berhasil adalah sepenuhnya transparan dengan mereka tentang harapan Anda. Namun, tidak cukup hanya menyatakan harapan Anda di awal tahun ajaran. Berikut adalah 10 cara Anda dapat mengkomunikasikan dan memperkuat harapan Anda kepada siswa setiap hari. 01 dari 10 Pasang Ekspektasi di Sekitar Ruangan Sejak hari pertama kelas, harapan akan keberhasilan akademik dan sosial harus terlihat secara terbuka. Sementara banyak guru memposting aturan kelas mereka untuk dilihat semua orang, itu juga merupakan ide bagus untuk memposting ekspektasi Anda. Anda dapat melakukan ini melalui poster yang Anda buat mirip dengan yang mungkin Anda gunakan untuk aturan kelas, atau Anda dapat memilih poster dengan kutipan inspirasional—ucapan yang memperkuat harapan Anda seperti “Prestasi tinggi selalu terjadi dalam kerangka harapan yang tinggi.” 02 dari 10 Minta Siswa Menandatangani “Kontrak Prestasi” Kontrak prestasi adalah kesepakatan antara guru dan siswa. Kontrak menguraikan harapan khusus untuk siswa tetapi juga mencakup apa yang siswa dapat harapkan dari Anda seiring berjalannya tahun. Meluangkan waktu untuk membaca kontrak dengan siswa dapat mengatur nada yang produktif. Siswa harus menandatangani kontrak, dan Anda juga harus menandatangani kontrak secara terbuka. Jika mau, Anda juga dapat mengirimkan kontrak ke rumah untuk tanda tangan orang tua juga untuk memastikan bahwa orang tua diberi tahu. 03 dari 10 Kenali Siswa Anda Hubungan guru-murid yang positif dapat menginspirasi siswa untuk belajar dan berprestasi. Pada awal tahun pelajaran Pelajari nama siswa pada akhir minggu pertama. Terhubung dengan keluarga. Bagikan tujuan akademik dan sosial untuk tahun ini. Jika Anda mengizinkan siswa untuk melihat Anda sebagai orang yang nyata dan Anda terhubung dengan mereka dan kebutuhan mereka, Anda akan menemukan bahwa banyak yang akan berprestasi hanya untuk menyenangkan Anda. 04 dari 10 Bertanggung jawab Sangat sedikit yang bisa terjadi jika Anda memiliki manajemen kelas yang buruk. Guru yang membiarkan siswa mengganggu kelas biasanya akan melihat situasi kelas mereka dengan cepat memburuk. Sejak awal, jelaskan bahwa Anda adalah pemimpin kelas. Jebakan lain bagi banyak guru adalah mencoba berteman dengan siswanya. Meskipun ramah dengan siswa Anda itu bagus, menjadi teman dapat menimbulkan masalah dengan disiplin dan etika. Agar siswa memenuhi harapan Anda, mereka perlu tahu bahwa Anda adalah otoritas di kelas. 05 dari 10 Tapi Beri Mereka Ruang untuk Belajar Siswa membutuhkan kesempatan untuk menunjukkan apa yang telah mereka ketahui dan dapat mereka lakukan. Sebelum melakukan pelajaran, periksa pengetahuan sebelumnya. Bahkan ketika siswa mengalami ketidaknyamanan karena tidak mengetahui, mereka sedang belajar bagaimana mengatasi suatu masalah. Hal ini penting karena siswa perlu menjadi lebih baik dalam pemecahan masalah sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengalami kepuasan pribadi dalam menghasilkan solusi. Jangan langsung masuk dan membantu siswa yang kesulitan dengan hanya memberi mereka jawaban atas pertanyaan mereka; sebaliknya, bimbing mereka untuk menemukan jawabannya sendiri. 06 dari 10 Jadilah Jelas dalam Arah Anda Sangat sulit, jika bukan tidak mungkin, bagi siswa untuk mengetahui ekspektasi Anda terhadap perilaku, tugas, dan ujian jika Anda tidak mengungkapkannya dengan jelas sejak awal. Jauhkan arah pendek dan sederhana. Jangan terbiasa mengulang instruksi; sekali harus cukup. Siswa dapat memahami apa yang perlu mereka pelajari dan lakukan untuk menjadi sukses jika Anda menjelaskan secara singkat, dan to the point, apa yang Anda harapkan untuk setiap tugas. 07 dari 10 Buat Dialog Tertulis Alat hebat untuk memastikan bahwa siswa merasa terhubung dan berdaya adalah dengan membuat alat dialog tertulis. Anda dapat memiliki tugas berkala untuk diselesaikan siswa atau jurnal bolak-balik yang sedang berlangsung. Tujuan dari jenis komunikasi ini adalah agar siswa menulis tentang apa yang mereka rasakan tentang apa yang mereka lakukan di kelas Anda. Anda dapat menggunakan komentar mereka—dan komentar Anda sendiri—untuk membimbing mereka sambil memperkuat ekspektasi Anda. 08 dari 10 Miliki Sikap Positif Pastikan bahwa Anda tidak memendam bias tertentu terhadap pembelajaran siswa. Kembangkan mindset berkembang dengan membantu siswa Anda percaya bahwa mereka dapat mengembangkan, dan bahkan meningkatkan, kemampuan paling dasar mereka. Berikan umpan balik positif dengan menggunakan frasa termasuk “Tunjukkan lebih banyak lagi.” “Bagaimana Anda melakukannya?” “Bagaimana kamu mengetahuinya?” “Sepertinya butuh banyak usaha.” “Berapa banyak cara kamu mencobanya sebelum menjadi seperti yang kamu inginkan?” “Apa yang kamu rencanakan selanjutnya?” Mengembangkan mindset berkembang dengan siswa menciptakan kecintaan belajar dan ketahanan. Bahasa Anda harus mendukung siswa dan membantu mereka percaya bahwa mereka dapat dan akan belajar. 09 dari 10 Dukung Siswa Anda Jadilah pemandu sorak bagi siswa Anda, beri tahu mereka sesering mungkin bahwa Anda tahu bahwa mereka dapat berhasil. Gunakan penguatan positif kapan pun Anda bisa dengan menarik minat mereka. Pelajari apa yang mereka suka lakukan di luar sekolah dan beri mereka kesempatan untuk berbagi minat tersebut. Biarkan mereka tahu bahwa Anda percaya pada mereka dan kemampuan mereka. 10 dari 10 Izinkan Revisi Ketika siswa melakukan tugas yang buruk, beri mereka kesempatan kedua. Izinkan mereka merevisi pekerjaan mereka untuk mendapatkan kredit tambahan. Kesempatan kedua memungkinkan siswa untuk menunjukkan bagaimana keterampilan mereka telah meningkat. Revisi mempromosikan pembelajaran penguasaan. Dalam merevisi pekerjaan mereka, siswa mungkin merasa seolah-olah mereka memiliki kontrol lebih. Anda dapat memberi mereka bantuan tambahan—mengingatkan siswa tentang ekspektasi Anda terhadap tugas atau proyek—dalam perjalanan mereka mencapai tujuan yang telah Anda tetapkan untuk mereka.
Dengankata lain, guru memiliki pengaruh terhadap perubahan siswa. Untuk itulah, guru harus dapat menjadi contoh dan menjadi teladan bagi siswa, karena guru adalah representasi dari sekelompok orang pada suatu komunitas atau masyarakat yang diharapkan dapat menjadi teladan, yang dapat digugu dan ditiru. Guru berperilaku baik di kelas II SDN
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Guru adalah sosok yang berjasa dalam memajukan pendidikan, saat manusia masih buta aksara guru selalu membantu dan membingbing mereka membaca dan menulis. Mengajarkan mereka dari nol sampai sebagai sosok yang melibihi gurunya. Ketika mereka tidak mau menerima apa yang diajarkan, guru selalu setia membingbing dan mengarahkan supaya menjadi manusia yang berguna bagi dirinya, orang tua, masayarakat, dan seorang guru bukanlah suatu pekerjaan yang bekerja hanya untuk mendapatkan gaji saja, tetapi memiliki profesi seorang guru berarti ada suatu tugas mulia yang sedang diemban. menjadi guru adalah sebuah pengabdian, mengabdi untuk kecerdasan bangsa. bertanggung jawab atas masa depan tanggung jawab seorang gutu berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan adalah profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia SDM untuk menyongsong pembangunan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Guru dengan segala kemampuannya dan daya upayanya mempersiapkan pembelajaran bagi peserta didiknya. Sehingga tidak salah jika kita menempatkan guru sebagai salah satu kunci pembangunan bangsa menjadi bangsa yang maju dimasa yang akan datang. Dapat dibayangkan jika guru tidak menempatkan fungsi sebagaimana mestinya, bangsa dan negara ini akan tertinggal dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian waktu tidak terbendung lagi perkembangannya. Sekarang menjadi seorang guru bukan hanya mengajar, mendidik, dan melatih, tetapi dituntut harus melek IPTEK karena kalau seorang guru tidak mengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan hanya terpaku dari buku pegangan yang di ajarkan maka guru tersebut akan ketinggalan. Bangsa yang berkualitas adalah bangsa yang maju pendidikannya. Karena pendidikan adalah penentu sebuah bangsa menjadi berkembang dan berkualitas. Kiranya komitmen dan cara pandang seperti inilah yang seharusnya dimiliki dan tertanam dalam pikiran semua orang. Karena pendidikan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi pembentukan karakter sebuah peradapan dan kemajuan yang demikian tugas dan tanggungjawab guru tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu dan tidak terikat oleh keterbatasan jam mengajar di kelas. Karena proses belajar tidak hanya dilakukan di kelas saja namun dibutuhkan di lingkungan untuk membentuk karakter dan kepribadian siswa, atau sekurang-kurangnya dapat membentuk landasan yang berarti untuk bekal siswa selanjutnya. Amin.. Lihat Inovasi Selengkapnya
.
  • dq7tpo366l.pages.dev/206
  • dq7tpo366l.pages.dev/24
  • dq7tpo366l.pages.dev/103
  • dq7tpo366l.pages.dev/67
  • dq7tpo366l.pages.dev/491
  • dq7tpo366l.pages.dev/217
  • dq7tpo366l.pages.dev/149
  • dq7tpo366l.pages.dev/158
  • harapan siswa untuk guru