AsbabunNuzul Q.S An-Nisa Ayat 59. Adapun asbabun nuzul pada surat an-nisa ayat 59 ini yaitu tatkala terjadi sengketa di antara seorang Yahudi dengan seorang munafik. Orang munafik ini meminta kepada Kaab bin Asyraf agar menjadi hakim di antara mereka sedangkan Yahudi meminta kepada Nabi saw. lalu kedua orang yang bersengketa itu pun datang
Lokasi halaman Beranda tafsir tafsir at-thabari Asbabun Nuzul sebab turunnya ayat 59 surat an-nisa By at 12/31/2016 "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taati Rasul-Nya dan Ulil Amri di antara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikannya ia kepada Allah Al-Qur'an dan Rasul sunnahnya jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya." An-Nisa 59Asbabun Nuzul sebab turunnya ayatDari As-Suddi, dia berkata "Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam mengirim sepasukan sariyyah pasukan yang tidak dipimpin oleh Rasulullah dibawah komando Khalid bin Al-Walid. Di antara mereka ada Ammar bin Yasir. Mereka kemudian berangkat menuju suatu kaum yang diinginkan dan ketika sudah dekat, mereka pun berhenti untuk istirahat. Setelah itu datang kepada kaum tersebut Dzul Uyainatain pengintai musuh dan memberitahukan kedatangn pasukan Khalid. Mereka pun lari semua kecuali seorang laki-laki. Ia menyuruh keluarganya untuk mengumpulkan barang-barangnya kemudian dia berjalan di kegelapan malam hingga sampai di pasukan Di sana ia bertanya tentang Ammar bin Yasir. Setelah itu didatanginya Ammar bin Yasir dan bertanya kepadanya "Wahai Abu Yaqdzan, sesungguhnya aku telah Islam dan telah bersyahadat bahwa tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan Muhammad adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya. Sesungguhnya kaumku telah lari ketika mendengar kabar kedatangan kalian dan hanya aku yang tinggal. Apakah Islamku bermanfaat bagiku besok? Kalau tidak akupun lari." Ammar berkata "Ya, keislamanmu akan bermanfaat bagimu, maka tetaplah kamu di tempat." Maka laki-laki itupun menetap. Ketika pagi datang, Khalid bin Walid menyerbu mereka dan tidak menjumpai siapa-siapa selain laki-laki tadi. Maka dia ditangkap dan diambil hartanya, khabar penangkapan tersebut akhirnya sampai kepada Ammar. Ia segera datang kepada Khalid seraya berkata "lepaskan laki-laki ini karena sesungguhnya dia telah Islam dan dia dalam jaminan keamanan dariku." Berkata Khalid "kenapa kamu lindungi dia?" maka keduanya saling menyalahkan dan mengadukannya kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam membolehkan jaminan keamanan dari Ammar tetapi melarang Ammar untuk melanggar hak-hak Amir lagi untuk kedua Allah menurunkan ayat yang artinya "Taatilah kepada Allah dan taatilah kepada Rasul dan Ulil Amri di antara kalian." At-Thabari 4/151 republish from whatsapp group Baca Juga Info Penting langganan artikel menerima tulisan, informasi dan berita untuk di posting menerima kritik dan saran, WhatsApp ke +62 0895-0283-8327 SuratAl-Mujadilah ayat 11 adalah ayat Alquran yang menjelaskan tentang perintah bagi setiap Muslim untuk menjaga adab dan sopan santunnya dalam majelis ilmu. Surat ini tergolong dalam surat Madaniyah, yaitu surat yang turun di Madinah. Kata "Al-Mujadalah" sendiri memiliki arti wanita yang mengajukan gugatan.بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ لَا يَسْتَوِى الْقَاعِدُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ غَيْرُ اُولِى الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۗ فَضَّلَ اللّٰهُ الْمُجٰهِدِيْنَ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقٰعِدِيْنَ دَرَجَةً ۗ وَكُلًّا وَّعَدَ اللّٰهُ الْحُسْنٰىۗ وَفَضَّلَ اللّٰهُ الْمُجٰهِدِيْنَ عَلَى الْقٰعِدِيْنَ اَجْرًا عَظِيْمًاۙ ﴿٩٥﴾ lā yastawil-qā'idụna minal-mu`minīna gairu uliḍ-ḍarari wal-mujāhidụna fī sabīlillāhi bi`amwālihim wa anfusihim, faḍḍalallāhul-mujāhidīna bi`amwālihim wa anfusihim 'alal-qā'idīna darajah, wa kullaw wa'adallāhul-ḥusnā, wa faḍḍalallāhul-mujāhidīna 'alal-qā'idīna ajran 'aẓīmā Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk yang tidak turut berperang tanpa mempunyai uzur halangan dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk tidak ikut berperang tanpa halangan. Kepada masing-masing, Allah menjanjikan pahala yang baik surga dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, 95 Sebab Turunnya Ayat Al-Bukhari meriwayatkan bahwa al-Barra’ berkata,”Ketika turun firman Allah, Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk yang tidak turut berperang tanpa mempunyai uzur halangan.. ., “hingga akhir ayat.” Nabi saw. bersabda, “Panggil si fulan.” Lalu si fulan itu datang dengan membawa tinta, papan, dan alat tulis lainnya. Kemudian beliau berkata kepadanya, “Tulislah,”Laa yastawil qaa’iduuna minal mu’miniina wal mujaahiduuna fi sabiililah Tidaklah sama antara mukmin yang duduk yang tidak turut berperang dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah.” Ketika itu Ibnu Ummi Maktum ada di belakang Nabi saw.. Maka dia berkata, “Wahai Rasulullah, tapi saya buta.” Maka turun firman Allah melengkapi ayat di atas, “Laa yastawil qaa’iduuna minal muminiina ghairu ulidh dharari wal mujaahiduuna fi sabiilillah [Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk yang tidak turut berperang tanpa mempunyai uzur halangan dengan orang yang berjihad di jalan Allah...] “ Al-Bukhari dan yang lainnya meriwayatkan dari Zaid bin meriwayatkan dari Zaid bin Arqam dan Ibnu Hibban meriwayatkan dari al-Faltan bin Ashim hadits yang serupa dengan meriwayatkan hadits yang serupa dari Ibnu Abbas. Di dalamnya disebutkan, “Abdullah bin Jahsy dan Ibnu Ummi Maktum berkata,”Tapi kami adalah orang-orang yang buta.” Hadits-hadits mereka telah saya sebutkan di dalam Turjumaanul Qur’an. Jarir meriwayatkan hadits yang serupa dari banyak yang mursal.
Latin dan Terjemahan Surat An Nisa Ayat 58 إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحْكُمُوا۟ بِٱلْعَدْلِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعًۢا بَصِيرًا Innallāha ya`murukum an tu`addul-amānāti ilā ahlihā wa iżā ḥakamtum bainan-nāsi an taḥkumụ bil-adl, innallāha ni’immā ya’iẓukum bih, innallāha kāna samī’am baṣīrā Artinya Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Asbabun Nuzul Surat An Nisa Ayat 58 Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari jalur al-Kalbi dari Abu Shaleh bahwa Ibnu Abbas berkata, “Ketika Rasulullah saw. menaklukkan Mekah, beliau memanggil Utsman bin Thalhah. Ketika Utsman bin Thalhah datang, Rasulullah saw. bersabda, “Tunjukkanlah kunci Kabah kepadaku” Lalu dia datang kembali dengan membawa kunci Kabah dan menjulurkan tangannya kepada Rasulullah saw. sembari membuka telapaknya. Ketika itu juga al-Abbas bangkit lalu berkata, “Wahai Rasulullah, berikan kunci itu kepada saya agar tugas memberi minum dan kunci Ka’bah saya pegang sekaligus.” Maka Utsman menggenggam kembali kunci itu. Rasulullah saw. pun bersabda, “Berikan kepadaku kunci itu, wahai Utsman” Maka Utsman berkata, “Terimalah dengan amanah Allah.” Lalu Rasulullah saw. bangkit dan membtika pintu Ka’bah. Kemudian beliau melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah. Kemudian Jibril turun menyampaikan wahyu kepada Rasulullah saw. agar beliau mengembalikan kunci itu kepada Utsman bin Thalhah. Beliau pun memanggil Utsman dan memberikan kunci itu kepadanya. Kemudian beliau membaca firman Allah, Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. QS. An Nisa 58 Syu’bah meriwayatkan di dalam tafsirnya dari Hajjaj dari Ibnu Juraij, dia berkata, “Ayat ini turun pada Utsman bin Thalhah ketika Fathul Makkah. Setelah Rasulullah saw. mengambil kunci Ka’bah darinya, beliau masuk ke Ka’bah bersamanya. Setelah keluar dari Ka’bah dan membaca ayat di atas, beliau memanggil Utsman dan memberikan kunci Ka’bah kepadanya. Ketika Rasulullah saw. keluar dari Kabah dan membaca firman Allah di atas, Umar ibnul Khaththab berkata, “Sungguh saya tidak pernah mendengar beliau membaca ayat itu sebelumnya.” Dari kata-kata Umar ini, tampak bahwa ayat ini turun di dalam Ka’bah.” Tafsir as-Sa’di Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di Surat An Nisa Ayat 58 Amanah itu adalah setiap hal yang dipercayakan kepada seseorang dan ia diperintahkan untuk menunaikannya, Allah memerintahkan hamba-hambaNya agar menunaikan amanah, maksudnya secara sempurna dan penuh, tidak dikurangi, dicurangi, dan tidak pula dilur-ulur, dan termasuk dalam amanah di sini adalah amanah kekuasaan, harta, rahasia-rahasia, dan perintah-perintah yang tidak diketahui kecuali oleh Allah semata. Sesungguhnya para ahli fikih telah menyebutkan bahwa barangsiapa yang diserahkan kepadanya suatu amanah, maka ia wajib menjaga amanah tersebut dalam suatu tempat yang patut, mereka berkata, “Karena sesungguhnya tidaklah mungkin dapat ditunaikan kecuali dengan menjaganya, maka wajiblah hal itu dilakukan.” Dan Firman Allah, “Kepada yang berhak menerimanya,” sebuah dalil bahwa tidaklah diserahkan dan ditunaikan kepada selain orang yang berhak menerimanya, dan wakil orang tersebut adalah dalam posisinya, sehingga apabila ia menyerahkannya kepada selain orang yang berhak menerimanya, maka ia tidaklah dikatakan telah menunaikannya. “Dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil,” hal ini mencakup hukum di antara mereka dalam perkara darah, harta, maupun kehormatan, baik sedikit maupun banyak, terhadap yang dekat maupun yang jauh, seorang yang baik maupun yang jahat, seorang teman maupun musuh. Maksud dari adil disini adalah yang diperintahkan oleh Allah untuk berhukum dengannya yaitu apa yang disyariiatkan oleh Allah melalui lisan RasulNya berupa ketentuan-ketentuan dan hukum-hukum. Hal ini menuntut untuk mengetahui keadilan agar dapat menetapkan hukum dengannya, dan ketika perintah-perintah tersebut adalah suatu yang baik dan adil, Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat,” ini merupakan pujian dari Allah bagi perintah-perintahNya dan larangan-laranganNya, karena mencakup kemaslahatan dunia dan akhirat dan menolak kemudharatan pada keduanya, karena sesungguhnya Dzat yang mensyariatkannya adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat, yang tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagiNya dan Dia mengetahui kemaslahatan hamba, yang mereka sendiri tidak mengetahuinya. Tafsir Kementrian Agama Republik Indonesia Surat An Nisa Ayat 58 Dua ayat terakhir dijelaskan kesudahan dari dua kelompok mukmin dan kafir, yakni tentang kenikmatan dan siksaan, maka sekarang AlQur’an mengajarkan suatu tuntunan hidup yakni tentang amanah. Sungguh, Allah Yang Mahaagung menyuruhmu menyampaikan amanat secara sempurna dan tepat waktu kepada yang berhak menerimanya, dan Allah juga menyuruh apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia yang berselisih hendaknya kamu menetapkannya dengan keputusan yang adil. Sungguh, Allah yang telah memerintahkan agar memegang teguh amanah serta menyuruh berlaku adil adalah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah adalah Tuhan Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. Ayat ini memerintahkan agar menyampaikan “amanat” kepada yang berhak. Pengertian “amanat” dalam ayat ini, ialah sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Kata “amanat” dengan pengertian ini sangat luas, meliputi “amanat” Allah kepada hamba-Nya, amanat seseorang kepada sesamanya dan terhadap dirinya sendiri. Amanat Allah terhadap hamba-Nya yang harus dilaksanakan antara lain melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Semua nikmat Allah berupa apa saja hendaklah kita manfaatkan untuk taqarrub mendekatkan diri kepada-Nya. Amanat seseorang terhadap sesamanya yang harus dilaksanakan antara lain mengembalikan titipan kepada yang punya dengan tidak kurang suatu apa pun, tidak menipunya, memelihara rahasia dan lain sebagainya dan termasuk juga di dalamnya ialah 1. Sifat adil penguasa terhadap rakyat dalam bidang apa pun dengan tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain di dalam pelaksanaan hukum, sekalipun terhadap keluarga dan anak sendiri, sebagaimana ditegaskan Allah dalam ayat ini. Dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil…. QS. an-Nisa’/458. Dalam hal ini cukuplah Nabi Muhammad saw menjadi contoh. Di dalam satu pernyataannya beliau bersabda “Andaikata Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya saya potong tangannya” Riwayat asy-Syaikhan dari Â’isyah. adil ulama yaitu orang yang berilmu pengetahuan terhadap orang awam, seperti menanamkan ke dalam hati mereka akidah yang benar, membimbingnya kepada amal yang bermanfaat baginya di dunia dan di akhirat, memberikan pendidikan yang baik, menganjurkan usaha yang halal, memberikan nasihat-nasihat yang menambah kuat imannya, menyelamatkan dari perbuatan dosa dan maksiat, membangkitkan semangat untuk berbuat baik dan melakukan kebajikan, mengeluarkan fatwa yang berguna dan bermanfaat di dalam melaksanakan syariat dan ketentuan Allah. adil seorang suami terhadap istrinya, begitu pun sebaliknya, seperti melaksanakan kewajiban masing-masing terhadap yang lain, tidak membeberkan rahasia pihak yang lain, terutama rahasia khusus antara keduanya yang tidak baik diketahui orang lain. Amanat seseorang terhadap dirinya sendiri; seperti berbuat sesuatu yang menguntungkan dan bermanfaat bagi dirinya dalam soal dunia dan agamanya. Janganlah ia membuat hal-hal yang membahayakannya di dunia dan akhirat, dan lain sebagainya. Ajaran yang sangat baik ini yaitu melaksanakan amanah dan hukum dengan seadil-adilnya, jangan sekali-kali diabaikan, tetapi hendaklah diindahkan, diperhatikan dan diterapkan dalam hidup dan kehidupan kita, untuk dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sumber Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Kementrian Agama Republik Indonesia Versi As Suyuthi, Asbabun Nuzul Sebab Turunnya Ayat Al Quran, Gema Insani.IsiKandungan Surat An-Nisa' Ayat 59 dan Asbabun Nuzul. Terjemahan AlQuran: surah annisa ayat 11 - 20. Arti Surat An Nisa Ayat 11. Arti Asmaul Husna Al Bashir Disebut Dalam Al-Quran Surat An-Nisa Ayat 58 dan Asy-Syura Ayat 11 - Bangkapos.com. an nisa ayat 9-10 | Judul Situs. Sistem Waris Masyarakat Muslim Batak Angkola Dalam Tinjauan Alqur Asbabun Nuzul Ayat 58 Ibnu Marwadih meriwayatkan dari jalur al-Kalbi dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Ketika Rasulullah ﷺ menaklukkan Mekah, beliau memanggil Ustman bin Thalhah. Setelah ia datang, beliau bersabda, “Perlihatkan kunci kepadaku.” Ia pun memberikannya. Saat ia membentangkan tangannya kepadanya, al-Abbas berdiri dan berkata, “Wahai Rasulullah, demi bapak dan ibuku menjadi tebusanmu, gabungkanlah kunci itu dengan tugas pemberian air untukku.” Seketika Ustman menahan tangannya. Rasulullah ﷺ bersabda, “Berikanlah kunci, wahai Ustman.” Ia berkata, “ambillah dengan amanat Allah.” Beliau pun mengambilnya lalu membuka Ka’bah. Setelah itu keluar lalu berthawaf di Baitullah. Lantas Jibril turun menyuruhnya untuk mengembalikan kunci. Beliau pun memanggil Ustman bin Thalhah lalu memberikannya kunci. Setelah itu berkata, “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada orang yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkan dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.” Syu’bah meriwayatkan dalam tafsirnya dari Hajjaj dari Ibnu Juraij, ia berkata, “Ayat ini diturunkan mengenai Ustman bin Thalhah. Rasulullah mengambil kunci-kunci Ka’bah darinya lalu masuk Baitullah pada hari penaklukan. Lantas beliau keluar sambil membaca ayat tersebut. Beliau memanggil Ustman lalu menyerahkan kunci kepadanya. Ia berkata, “Umar bin Khaththab mengatakan ketika Rasulullah keluar dari Ka’bah sambil membaca ayat ini, “Ayahku dan Ibuku menjadi tebusanmu! Demi Allah, aku belum pernah mendengarnya membaca ayat ini sebelumnya.” Aku katakan, “Jelas bahwa ayat ini diturunkan di dalam Ka’bah.”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ ۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا ﴿٥٨﴾ innallāha ya`murukum an tu`addul-amānāti ilā ahlihā wa iżā ḥakamtum bainan-nāsi an taḥkumụ bil-'adl, innallāha ni'immā ya'iẓukum bih, innallāha kāna samī'am baṣīrā Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat. 58 Sebab Turunnya Ayat Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari al-Kalbi dari Abu Shaleh bahwa Ibnu Abbas berkata, ”Ketika Rasulullah saw. menaklukkan Mekah, beliau memanggil Utsman bin Thathah. Ketika Utsman bin Thalhah datang, Rasulullah saw. bersabda, Tunjukkanlah kunci Ka’bah kepadaku.’ Lalu dia datang kembali dengan membawa kunci Ka’bah dan menjulurkan tangannya kepada Rasulullah saw. sembari membuka telapaknya. Ketika itu juga al-Abbas bangkit lalu berkata, Wahai Rasulullah, berikan kunci itu kepada saya agar tugas memberi minum dan kunci Ka’bah saya pegang sekaligus.’ Maka Utsman menggenggam kembali kunci itu. Rasulullah saw. pun bersabda, Berikan kepadaku kunci itu, wahai Utsman.’ Maka Utsman berkata, Terimalah dengan amanah Allah.’ Lalu Rasulullah saw. bangkit dan membuka pintu Ka’bah. Kemudian beliau melakukan thawaf mengelilingi Ka’bah. Kemudian Jibril turun menyampaikan wahyu kepada Rasulullah saw. agar beliau mengembalikan kunci itu kepada Utsman bin Thathah. Beliau pun memanggil Utsman dan memberikan kunci itu kepadanya. Kemudian beliau membaca firman Allah, ”Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,...” an-Nisaa’ 58, hingga akhir ayat.”Syu’bah meriwayatkan dalam tafsirnya dari Hajjaj dari lbnu Juraij, dia berkata, “Ayat ini turun pada Utsman bin Thalhah ketika Fathul Makkah. Setelah Rasulullah saw. mengambil kunci Ka’bah darinya, beliau masuk ke Ka’bah bersamanya. Setelah keluar dari Ka’bah dan membaca ayat di atas, beliau memanggil Utsman dan memberikan kunci Ka’bah kepadanya. Ketika itu Umar ibnul Khaththab berkata, Sungguh saya tidak pernah mendengar beliau membaca ayat itu sebelumnya.’ Dan kata-kata Umar ini, tampak bahwa ayat ini turun di dalam Ka’bah.”
Paragrafdi atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 176 dengan text arab, latin dan artinya. Diketemukan beberapa penafsiran dari berbagai ulama tafsir terkait isi surat An-Nisa ayat 176, di antaranya seperti terlampir: Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia. Orang-orang bertanya kepadamu (wahai rasul), tentang hukum warisan dari kalalahQur’an An-Nisa'58 An-Nisa'58 Salin Ayat Copy to Clipboard Tambah Penanda Bookmark Ditandai Marked Bagikan Ayat Share Aya Tafsir Ayat Asbabun Nuzul innallāha ya`murukum an tu`addul-amānāti ilā ahlihā wa iżā ḥakamtum bainan-nāsi an taḥkumụ bil-'adl, innallāha ni'immā ya'iẓukum bih, innallāha kāna samī'am baṣīrā Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Indeed, Allah commands you to render trusts to whom they are due and when you judge between people to judge with justice. Excellent is that which Allah instructs you. Indeed, Allah is ever Hearing and Seeing. Salin Ayat Copy to Clipboard Tambah Penanda Bookmark Ditandai Marked Bagikan Ayat Share Aya Tafsir Ayat Asbabun Nuzul ۞ إِنَّ ۞ اِنَّ sesungguhnya Indeed ٱللَّهَ اللّٰهَ Allah Allah يَأْمُرُكُمْ يَاۡمُرُكُمۡ Dia menyuruh orders you تُؤَدُّوا۟ تُؤَدُّوا menyampaikan render ٱلْأَمَـٰنَـٰتِ الۡاَمٰنٰتِ amanat the trusts أَهْلِهَا اَهۡلِهَا ۙ yang berhak menerimanya their owners وَإِذَا وَاِذَا dan apabila and when حَكَمْتُم حَكَمۡتُمۡ kamu menetapkan hukum you judge بَيْنَ بَيۡنَ diantara between ٱلنَّاسِ النَّاسِ manusia the people تَحْكُمُوا۟ تَحۡكُمُوۡا kamu menetapkan hukum judge بِٱلْعَدْلِ ۚ بِالۡعَدۡلِ ؕ dengan adil with justice إِنَّ اِنَّ sesungguhnya Indeed ٱللَّهَ اللّٰهَ Allah Allah نِعِمَّا نِعِمَّا sebaik-baiknya excellently يَعِظُكُم يَعِظُكُمۡ Dia memberi pelajaran kepadamu advises you بِهِۦٓ ۗ بِهٖ ؕ dengannya with it إِنَّ اِنَّ sesunguhnya Indeed ٱللَّهَ اللّٰهَ Allah Allah سَمِيعًۢا سَمِيۡعًۢا Maha Mendengar All-Hearing بَصِيرًۭا بَصِيۡرًا Maha Melihat All-SeeingAsbabunNuzul Surat An Nisa Ayat 59. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebutkan perkataan Ibnu Abbas, bahwa asbabun nuzul surat an Nisa ayat 59 ini berkenaan dengan Abdullah bin Hudzafah bin Qais, ketika ia diutus oleh Rasulullah SAW untuk memimpin suatu pasukan khusus. Abdullah memerintahkan pasukannya untuk mengumpulkan kayu bakar dan membakarnya. Download Free PDFDownload Free PDFAsbabun-nuzul-surat-an-nisaaAsbabun-nuzul-surat-an-nisaaAsbabun-nuzul-surat-an-nisaaAsbabun-nuzul-surat-an-nisaaMaulana Achmad
Bacajuga: Tajwid Surat Yunus Ayat 40. Asbabun Nuzul Surat An Nisa Ayat 59. Di kitab tafsir ibnu katsir, disebutkan bahwa asbabun nuzul dari ayat ini adalah berkaitan dengan Abdullah ibnu Huzafah ibnu Qais ibnu Addi ketika ia diutus oleh Rasulullah SAW untuk memimpin suatu pasukan khusus. Ia adalah seorang lelaki dari kalangan anshar.DikemukakanIbnu Abi Hatim dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas berkata, "Firman Allah, "kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada sesuatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai)," turun pada Hilal bin Uwaimir al-Aslami dan Suraqah bin Malik ad-Mudliji, juga pada Bani Judzaimah bin Amir bin Abdi Manaf.". .